Minggu, 23 Februari 2014

Why God create us..

Terimakasih, untuk tetap pulang..
Jika salah satu diantara kita lelah,
bisakah kita saling mengingatkan;
Mengapa Tuhan menciptakan 'kita'?
***
Tahukah kamu, kadang aku kelelahan untuk mengertimu?
Tahukan kamu, kadang aku tidak mengerti cara pikirmu.

Betapa ingin, sungguh aku ingin, 
berbicara lepas dan bebas..
Lalu kamu yang terkadang gila hormat,
menyeret ingatanku akan perbedaan kita dalam usia, sehingga aku layaknya menjadi seorang muda yang harus menghormati sang dewasa...menyebalkan...

Sudahlah..Sudahi saja,
Lelah berdebat denganmu mengenai mana benar mana salah.
Tak sekalian saja kau ajari aku cara bersikap, cara duduk di meja makan.
Layaknya sang ningrat di kerajaan-kerajaan antah berantah itu, menyebalkan...

note : Thank you untuk sepenggal kalimat-kalimat awal dari Iit Sibarani



kertas putih

Sebuah buku, pernah tercipta tanpa sebuah kata. Kertasnya halus, putih selembut sutra.
Suatu saat Tuhan membuka halaman pertama, menuliskan sebuah prakata singkat perihal aku, kamu, dan kita...
(sajak-sajak patah)

mungkin hanya kita saja,
yang kurang hati-hati saat menulis di lembar demi lembarnya.


Say sorry..again and again..

Yah..Pada akhirnya, kita sama-sama tersenyum oleh alasan yang berbeda. Walau tidak seperti mimpi yang pernah kita harapkan bersama. Setidaknya, kita bahagia..
(Sajak-sajak Patah)

Aku mencoba melepaskan, apa yang dulu sangat takut aku lepaskan..
Kenapa? Agar aku tahu caranya lebih menerima

Aku mencoba menjauhi, apa yang dulu sangat ingin aku peluk erat-erat..
Mengapa? Agar aku tahu caranya lebih menghargai

Maaf, tiada pernah bisa menjadi apa yang kamu mau.
Maaf, tiada pernah bisa menghargaimu.
Maaf..

Sabar


Sabar adalah biaya kebahagiaan.

Dimanakah Si Sabar itu dijual?

Berapakah harga Sabar?

Berapa orangkah yang berlomba ingin membeli Si Sabar?

Adakah Sabar menjadi bagian dalam mencintai?

.....mendengar sebait lirik "Efek rumah kaca' - Jatuh cinta biasa saja.....

Kita berdua hanya berpegangan tangan, tak perlu berpelukan
Kita berdua hanya saling bercerita, tak perlu memuji
Kita berdua tak pernah ucapkan maaf, tapi saling mengerti
Kita berdua tak hanya menjalani cinta, tapi menghidupi
..............

...hhmm, aku menghembuskan napas berkali-kali, mencoba mengumpulkan dan berunding dengan setiap Sabar yang ada dimuka bumi. Aku mencoba berdiskusi, tentang apa yang sebenarnya dicari selama ini, olehku, olehnya yang akhir-akhir ini lupa bagaimana caranya membalut cinta dengan Sabar, bagaimana mengerti hati dengan Sabar sebagai nalar nya..


Apakah cinta juga bisa seperti itu?


Segalanya memudar sesuai masa, 
layaknya usia, memudarkan ceria masa muda
Apakah cinta juga bisa seperti itu?
Seumpama kertas yang digoresi tinta, 
seiring waktu dia kan semakin sulit untuk terbaca
karena sang tinta mulai memudar 

Ada banyak hal yang tanpa kita harus cari tahu
kita bisa dengan bahagia menikmatinya.
kadang terlalu banyak hal diketahui justru malah membuat kita kehilangan sebagian besar citarasanya.
Apakah cinta juga bisa seperti itu?
entahlah...


Sabtu, 01 Februari 2014

Ingatanku masih sebaik dulu

"Beberapa kenangan bahkan tetap tinggal, karena ia tahu, sangat tahu, bahwa ada seseorang yang mengajarkan  kehidupan untukmu didalamnya" Tia Setiawati Priatna

Saat masih diliputi gelak tawa, saat ada nadir impian yang seakan berjarak sejengkal dari depan mata...

Ya..saat kita masih membicarakan beberapa hal yang sama, menyesali beberapa hal yang sama...ingatkah, kamu..

Satu hal yang seolah menamparku dengan telak, ucapan seseorang yang saat ini begitu dekat..ketika aku menceritakan seseorang dari masa lalu yang mungkin di masa depan ia akan serta merta aku sebutkan sebagai bagian dari kenangan..

Dia berkata.."Itukan hanya perasaanmu saja yang menganggap dia begitu, masalahnya satu, apakah dia juga menganggapmu begitu? Atau justru menganggapmu bagian dari banyak orang yang bisa dia manfaatkan?"

Tarik napas panjang...Ya sekali lagi, mengutip kata-kata mbak Tia.. "Tersenyum lah, karena ingatanmu selalu mampu mengajarkan sesuatu"