Selamat Pagi Tuan,
Jarang sekali aku menyapamu sepagi ini.
Sepagi embun menyapa ujung - ujung ilalang.
Tuan,
Senang mendengar lagi kau memanggilku sayang.
Entahlah, apa istimewanya dirimu?
Aku takut menjadi terlalu.
Terlalu mencintai dan menyayangimu misalnya.
Meski kamu pernah bertanya, padaku.
"Apakah aku tahu, jika kamu begitu menyayangiku"
Tuan,
Aku takut menjadi terlalu.
karna terlalu itu nantinya akan membuat
Tangan ini meremas cinta dan rasaku.
Aku tiada mau seperti itu,
Sebab aku tahu engkau tidak ingin aku seperti itu.
Tuan,
Aku mencoba berdamai dengan pintamu,
Agar apa yang kita bina ini membuat nyaman,
Bukan membuatmu merasa terkekang dan tertekan.
Tuan,
Maafkan aku untuk yang dahulu - dahulu.
Aku mencintaimu,
Aku menyayangimu,
meski.... tanpa terlalu.
Jarang sekali aku menyapamu sepagi ini.
Sepagi embun menyapa ujung - ujung ilalang.
Tuan,
Senang mendengar lagi kau memanggilku sayang.
Entahlah, apa istimewanya dirimu?
Aku takut menjadi terlalu.
Terlalu mencintai dan menyayangimu misalnya.
Meski kamu pernah bertanya, padaku.
"Apakah aku tahu, jika kamu begitu menyayangiku"
Tuan,
Aku takut menjadi terlalu.
karna terlalu itu nantinya akan membuat
Tangan ini meremas cinta dan rasaku.
Aku tiada mau seperti itu,
Sebab aku tahu engkau tidak ingin aku seperti itu.
Tuan,
Aku mencoba berdamai dengan pintamu,
Agar apa yang kita bina ini membuat nyaman,
Bukan membuatmu merasa terkekang dan tertekan.
Tuan,
Maafkan aku untuk yang dahulu - dahulu.
Aku mencintaimu,
Aku menyayangimu,
meski.... tanpa terlalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar