Aku sungguh berharap kau bisa membaca ini
Kerinduan hati akan membuat koneksi
atau hubungan (takdir)
Hanya ingatan yang akan membuat saat itu
Menjadi nyata dan ada
Ya, hanya ingatan
Ingatanku
saja
Kau masih ingat akan kalimat ini:
"Hai! namaku adalah sore, namamu adalah senja...Baiklah, mari kita bersilang jari
untuk memulai pertemanan
Sejak hari ini"
Banyak gelak tawa, yang disaring oleh air mata pernah kita kecap bersama-sama,
Bahkan jauh sebelum senja sempat menyapa...
Romansa itu menautkan kita, pada senja menua.
Riuh kicau sang burung gereja merupakan pertanda, waktu pisah akan segera tiba
Kau serupa kata, yang tak pernah habis aku eja,
kau laksana kata yang melengkapi kalimat dalam hidupku.
Ada kata yang tak terbeli dengan harta, ada kata yang melebihi
Segala hal paling berharga, kata-kata itu adalah doa
Sang kejora malam menjadi lembaran yang aku pinjam
Untuk menggurat sebait kalimat rindu buatmu
Buanglah kenangan absurd yang berat, jiwamu tidak pantas dijejali sampah masa lalu
Dan...Semoga tidak ada pemberat jejakmu menujuku,
karena sungguh aku ingin menjadi,
Satu arah pulang yang kau tuju
Tak perlu kiranya begitu berat mengingatku, aku hanya ingin kau genggam erat dua tanganku
Tanpa sedikit pun terbersit keraguan disitu..Dan...bagaimana bisa, aku sembunyikan
beratnya rindu, pada siluet punggungmu, yang terlukis nyata di mimpiku
Semoga saja, kelancanganku berkata-kata
Tak serta merta memberatkan hatimu menyambut rasaku yang ingin memelukmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar