Pada cermin bahagia, aku berkaca.
Ada bayangmu diseberang sana,
Seperti berkata bahwa cinta sudah semakin dekat,
namun tetap saja masih ada sekat.
(Kolaborasi Rasa)
Ya..Kadang bahagia itu terlalu berlebih
Ingin dikurangi namun tak bisa berhenti..
Getaran rindu yang dijinakan jarak pun tak banyak membantu..
Malah dia makin liar dan menjadi candu.
Kamu dan aku bersekutu pada sebutan bahwa kita adalah sepasang kekasih.
Apakah kamu bahagia memiliki aku?
Seperti aku pun bahagia memilikimu.
Apakah kamu puas dengan kalimat kita saling mencintai?
Sementara sekeliling tiada mengenali kita sebagai sepasang kekasih.
Biarlah...biarkanlah sayangku.
Kadang kita tak butuh banyak pengakuan dalam cinta.
Cukup kita berdua saja yang saling aku meng-akui.
Cukup kita berdua saja yang saling rindu me-rindui.
Tetaplah berdiri di tempat pijakmu.
Aku pun akan tetap berdiri di pijakku.
Kita akan membiarkan takdir menyinarkan keajaibannya.
Dan waktu akan suka rela mengizinkan jarak berpaut pada satu khatulistiwa.
Dimana serta merta kita bisa menatap, meraba dan mendekap.
Biarlah... biarkanlah sayangku.
Cukup hanya kita berdua yang tahu, tempat pulang dan menyeduh cinta.
Lalu meminumnya dari cawan kesetiaan dan pengakuan masing-masing dari kita.
Jangan pernah kamu berani bertanya,
apakah aku akan senantiasa bahagia dengan ini semua.
Karena aku bahagia dengan senantiasa, ketika kita bersama meski di tempat yang berbeda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar