Selasa, 30 Juni 2015

KELANA

Dia bernama Kelana,
Rambutnya panjang legam
Senada dengan warna mata
Yang dibingkai oleh lingkaran besar.

Dia bernama Kelana,
Senyumnya seperti lengkungan pelangi
Yang warnanya begitu cerah
dan kehadirannya dinanti-nanti.

Dia bernama Kelana,
Mimpinya setinggi Angkasa
Yang tak tersentuh bahkan ketika
kita melompat tinggi.

Dia bernama Kelana,
Sayapnya kokoh,
mengepak lebar,
seakan ingin mengelilingi dunia.

Dia bernama Kelana,
Sedang menanti cintanya,
Yang masih gemar melanglang buana.

Dia bernama Kelana,
Cintanya ada pada embun pagi,
Ridunya menyengat seperti matahari di setengah hari,
Kasihnya hangat serupa senja di sore hari.
Dan..penantiannya setia seperti malam yang sepi.

Ya, dia Kelana.


Halo Isi Hati

Halo isi hati.
Masih bercerita yang samakah hari ini?
Tentang seseorang yang disisi lain bumi.
Yang ketika mendengar suaranya membuncahlah rasa bahagia hati.

Halo isi hati.
Pelahanlah mencintai,
jangan tergesa dan memilih berlari.
Sebab dia tidak akan segera beranjak pergi.
Dia masih menikmati senyummu hari ini.


Selasa, 23 Juni 2015

Sesapan Kopi


Disudut pertemuan itu
Kita hanya menatap mencoba mencari tahu
Apakah ada selipan kisah lalu
Masih menjadi alasan untuk temu.

Waktu mendewasakan kita
Bahwa cinta dulu dan kini telah berubah makna
Kebiasaanmu maih saja sama
Mengaduk kopi berkali-kali, entah untuk apa.

Serbuan kata hanya mampu berputar-putar dirongga kepala.
Seakan bisa menyesap aroma wangimu saja sudah lepas dahaga.



Rabu, 03 Juni 2015

Ketika Itu...

Aku mengenalmu bertahun lalu,
rasanya lebih dari itu,
aku merasa sudah teramat lama 
mengenalmu.

Entah dibagian dunia sebelah mana
kamu pernah meninggalkan
pasangan jiwamu ini,
dan entah pula dibagian waktu yang mana.

Namun rasanya
kini aku menemukanmu
aku mengenalimu
sebagai pasangan yang jiwaku miliki.

Aku menyukai senyummu,
bahkan airmata yang pernah tertumpah
dari sudut matamu.

Cinta ini teralu besar untukmu,
dan aku mencintaimu
karena Tuhanku.
Terimakasih telah mengetuk pintu hatiku
ketika itu.

Sesederhana Itulah Perjalanan Ini.

Kisah ini,
aku sebut ini adalah sebuah perjalanan,
Menikmati manis pahit dalam pandangan,
menikmati jatuh bangun dalam langkah.

Bukankah cinta itu seperti ini?
Memilih mendengar justru ketika 
sangat ingin berucap.
Memilih tersenyum ketika 
rasanya sudah ingin meledak.

Sebab siapa yang Tuhan pilihkan dan hadirkan untuk mendampingi perjalanan ini 
bukanlah selalu semata-mata seseorang 
yang kita inginkan dalam kesempurnaannya.

Dia mungkin akan jauh lebih tidak sempurna
 dibandingkan harapan-harapan kita.
Tapi percayalah, Tuhan tidak pernah salah atau khilaf.
Tuhan tahu sosok seperti apa yang kita butuhkan,
meski tak serta merta semuanya sesuai mimpi kita
tentang sosok yang sempurna dan ideal.
Karena ternyata, lebih dari itu semua,
dia yang dikirimkan Tuhan untuk bergandeng tangan
menyusuri perjalanan panjang bersama kita,
adalah sosok yang mampu menghadapi kita,
sosok yang mampu menerima kita apa adanya
dan tentu saja dalam ketidak sempurnaan yang kita punya.

Karena dari itu, saat lelah untuk bergenggam tangan,
boleh sekali waktu kau lepaskan.
Bukan untuk pergi, bukan untuk berlari,
apalagi mencari jemari lain lagi.
Tetapi untuk memindahkan tanganmu
tidak lagi hanya bertaut di jemari,
tetapi sesekali bisa melingkar dipundak sebagai sahabat,
tetapi sesekali bisa mendekap tubuhnya dipelukan sebagai kekasih
dan...sekali lagi kamu bisa kembali menggengam jemarinya dengan erat,
saat dia butuh penguat dan dikuatkan.

Sesederhana itulah perjalan ini, cinta.
I love you, always.