Selasa, 24 Februari 2015

Rasa Cinta Pertama


Serupa wujud cinta pertama.
Rindu bagaikan lubang yang menganga.
Entahlah mungkin tiada guna terlalu menyapa.
Saat itu melihatnya saja sudah bahagia luar biasa.

Serupa wujud saling bertemu tatap mata mula-mula.
Ada semesta yang begitu luas dari retinanya.
Yang kucoba kirimkan sinyal dari pikiranku yang sederhana.
Yang seolah telah terlupa dimana tempat akal seharusnya berada.

Kini, aku tak mengingat lagi siapa orangnya.
Yang dulu dengan naif aku sebut dia sebagai cinta pertama.
Kini aku hanya berusaha mencari-cari jejak kasat mata.
Dari rasa cinta pertama.


Note : Seneng banget bisa nulis lagi.
Ide dikepala melumer drastis.
Menulis adalah saat kamu bisa jadi diri sendiri, tanpa harus melulu menulis pengalaman pribadi.



Kita, Baik-Baik Saja


Lalu sama-sama kita memungutinya,
Rasa yang tertumpah seiring perjalanan.
Kita lupa bahwa sebuah bejana bisa saja mengalami
Retak pada beberapa sisinya.

Lalu kita bertanya-tanya, apakah semua rasa itu
telah berhasil kita pungut dan kumpulkan kembali?

Sesederhana angin yang mampu menyejukan dikala terik,
Sesederhana hujan yang jatuh berkejaran melapisi cuaca panas.
Sesederhana kalimat doa yang tak terdengar,
namun terlihat didepan mata,
ketika tawa bahagia masih saling melingkupi kita.

Dan, semoga saja itu cukup pertandakan bahwa kita..
Baik-baik saja.



Minggu, 08 Februari 2015

Happy Aniversary My February

Kita tidak sedang saling melupa, bukan?

Kita masih bisa menertawakan hal yang sama,
disela-sela percakapan kita.

Kita masih bisa mengingat mundur kebelakang,
tentang pahit dan manisnya sebongkah kenangan.

Kita masih bisa saling mengingatkan sesuatu yang sederhana, apakah masih karena (ada) cinta?

Apakah terjalnya hari, minggu, bulan dan tahun yang kita lewati akan mengikis karet sepatu cinta kita?

Kamu dan aku sedang saling memakai sepatu itu.
Entah siapa yang menjadi sepatu kiri, siapa yang menjadi sepatu kanan.

Tapi setidaknya dalam ingatanku, kita pernah saling mengayun kaki kiri dan kanan itu untuk berlari.
Melesat cepat, ketika cinta masih jadi satu-satunya hal pemberi keberanian untuk bisa melakukan apa saja.

Aku tertawa pahit...
Ternyata keberanian, keyakinan, segala yang rasanya mampu kita lakukan dan wujudkan dulu.
Berasal dari satu hal - CINTA.

Lalu, apakah kamu masih mengingatnya?
Apakah saat ini - CINTA - itu masih seberani & seyakin dulu?

Apakah pernah terlintas dipikiranmu, jika saja apa yang bernama - CINTA,
Bukan hadir dalam wujud seorang aku.


Note :
Kadang aku enggan menatap matamu - Karena aku menyembunyikan CINTA yang besar disana untukmu. Semoga, kau pun begitu (140208 - masih ingatkah kamu, hari apa itu?)