Sabtu, 28 Maret 2015

Dari Awal



Aku teringat ucapanmu,
"Maaf, belum bisa membawamu.. ketempat yang jauh lebih baik"
Aku terdiam dan berkali mencoba memikirkan,
versi "tempat yang jauh lebih baik" itu seperti apa dalam versimu?.

Kita tidak mau disebut kekanak-kanakan,
tapi rasa-rasanya, waktu dan keberanian pun membuat kita seperti itu.
Aku pun pada akhirnya cuma mampu bilang "Sudahlah".

Kalimat itu bukanlah kalimat putus asa,
karena tidak ada dalam kamusku, kata-kata putus asa.
Bagiku, kata "sudahlah" itu adalah tiada perlu kita berlama-lama.
Merenungi dan berkubang dalam sesuatu yang hanya bisa kita awali dengan kalimat
"Seandainya saja...."

Untuk apa, sayang?
Tidak berguna.. sama sekali tiada guna.
Sekarang seperti yang juga kamu selalu katakan,
"Bergerak dan berbuatlah sesuatu yang bisa kita lakukan".
"Setidaknya kita sudah merintis jalan baru agar jika jalan yang kita lewati kali ini buntu,
kita tahu kemana arah kita untuk berputar haluan dan memulai kembali"

Dari awal?
Tidak mengapa.
Sebab bukankah sebuah akhir itu,
adalah pertanda bagi sesuatu yang baru.
I LOVE YOU


Kamis, 26 Maret 2015

Janji Pulang

Sepertinya kemarin siang kau berjanji pulang,
membawakanku sekantung kisahmu diperjalanan.
Tapi aku terlupa menanyakan,
kapan janji itu akan kau tunaikan?

Perjalanan tak berujung yang kita impikan,
bersama melewati segala kejutan yang disajikan
oleh Tuhan dan seisi alam.

Pada bait kata yang menggantung dari seberang lautan...
Pada awan yang menyelimuti kita dari sudut yang berlawanan...
Aku titip serangkum doa untuk memperkuat langkahmu diperjalanan...
Segeralah pulang dan menambatkan muatan...
Sebab kangen yang ada sudah tak bisa lagi terkatakan...

Selasa, 24 Maret 2015

Jangan Tanya Kami.


Kurasa sampai hari ini,
Cinta masih cukup hebat mengikat kita.
Tuhan sendiri mungkin sudah geleng-geleng kepala.
Kenapa bisa kita sebegini gila.

Cinta bagi kita itu apa ya?
Seandainya ada orang iseng yang bertanya.
Cinta bagi kita adalah diskusi panjang, tentang sesuatu.
Cinta bagi kita adalah mencari jalan keluar akan sesuatu.
Cinta bagi kita adalah gurauan dan candaan ketika menikmati 
seporsi sederhana makanan dan secangkir hangat minuman.

Cinta bagi kita kadang berisikan kalimat-kalimat yang puitis,
namun pun tak jarang kata-kata kenyataan keluar besertanya.
Kita marah? Iya. Kita berpisah? Tidak.
Justru karena itu kita makin menggenggam erat.

Terimakasih Tuan,
telah hadir begitu berbeda.
Telah hadir bukan untuk melemahkan.
Tapi hadir untuk menguatkan.

Terimakasih untuk cinta,
Yang selalu kamu jelaskan dan buktikan.
Lewat segenap hal yang kadang hanya bisa aku respon dengan terngaga.

Kamu sungguh luar biasa, I love you.


Sabtu, 21 Maret 2015

Suatu Ketika (Takdir)

Mungkin tidak mudah,
tetapi tidak mudah itu
 bukanlah sesuatu yang tidak mungkin bukan?

Senja saja selalu pulang tepat pada waktunya,
ufuk timur selalu menerbitkan mentari juga tepat waktu,
Lantas..satu hari selalu terjadi selama dua puluh empat jam putaran waktu dan tidak pernah lebih,
selalu berjalan tetap dan tepat setiap detiknya.

Semua yang tepat waktu akan mudah untuk ditebak.
Bukan akan jadi sesuatu yang membosankan memang,
sebab bila tak tepat justru akan jadi masalah.

Bagi kita...aku dan kamu.
Tak pernah terlintas kata, ikuti saja.
Meski awalnya mungkin begitu.
Biarkan cinta bekerja dengan sendirinya.
Biarkan takdir menemukan jalannya.

Suatu ketika,
pada waktu yang tepat dan takdir yang diperkenankan.
Semuanya akan terjadi begitu saja.
percaya saja...Ya, cukup percaya saja.
Sebab tidak ada yang pernah tahu takdir bukan?


Note : Ingin menuliskan sesuatu. Mungkin tidak selalu tentangku.
Namun tentang apa yang kulihat, kuamati. Bisa saja ada disalah satu bagian atau bahkan seluruh bagian
dari ratusan tulisan yang telah ada di-blog ini.
"Selamat menikmati"


Kamis, 19 Maret 2015

Mungkin mereka

Aku bahagia, karena tahu kamu masih disitu.
Menungguku dengan cinta.

Aku bahagia, karena tahu didalam rencanamu,
ada aku didalamnya.

Aku bahagia, karena mengerti saat ini,
kita sedang memperjuangkan apa.

Mungkin mereka tidak akan pernah mengerti,
jika cinta yang indah itu bukan hanya ada didalam
dongeng dan cerita-cerita imajinasi saja.

Mungkin mereka tidak akan pernah mengerti.

Bawakan Dia (cinta) Pulang

Selamat berganti hari kembali, Tuan.
Apa kabarmu hari ini?
Masihkan kesulitan menyembunyikan rindu?
Aku pun anehnya begitu.

Tuan, berdiamlah sejenak dibait demi bait ini,
aku ingin bertukar rindu denganmu.
Tidak...tidak dengan pelukan tentu,
sebab bulan ini jadi mahal harga sebuah pelukan.
Kau tahu kenapa?
Sebab pelukan diletakan di etalase jarak dan waktu.
Yang lagi dan kembali, melumpuhkan kita dalam kekalahan dan hanya mampu menelannya dalam bisu.


Tuan, nanti pasti ada satu waktu berpihak kembali pada kita.
Dimana setiap detiknya tidak terasa,
Hingga rasanya semuanya mampu kita tumpahkan dalam wadah yang sama, cinta.

Jangan pernah khawatir tentang sesuatu yang ada didalam dadaku,
dia tetap untukmu, hatiku.
Baik-baik jalani hari ini, ya Tuan. 
Berlarilah kencang, terabas dan petik satu-satu mimpi itu.
Bawakan dia pulang, dititik temu kita.
I love you, my dear...


Jumat, 13 Maret 2015

Senja Pucat Pasi

Pucat pasi senja sore dikotaku,
mendung hadir untuk memangku.
Aku menghitung senja tanpamu,
Sepi bisu tak ada tawa yang mencumbu.

Sebesar tangan mampu membuat gambar imajinasi
di sketsa udara hampa ini,
Sebesar itulah desakan rindu yang menghampiri hati
aku hanya bisa memintanya untuk mengerti,
Untuk bersabar sekali lagi,
Sebab perjumpaan belum bisa terjadi...hari ini.

Wahai hatiku, mungkin kita bisa coba peruntungan
dilain hari lagi...

Note : Mencari titik temu untuk meluluh lantahkan sebatang lilin kecil bernama rindu.


Kamis, 12 Maret 2015

Cara Sederhana Cinta

Ternyata cinta punya banyak cara-cara sederhana
Untuk bisa mendamaikan hati manusia.


Asal kamu mau sedikit saja peka dan membuka mata,
Cinta itu bisa hadir dimana saja dan menyeka duka.
Cinta itu punya cara sendiri untuk menyudahi benci.


Asal kamu bisa sedikit saja perduli dan membagi telinga,
Cinta itu mampu menghapus segala keterbatasan,
Cinta itu pula yang memberikan banyak jalan terbuka.


Mencintai bukan berarti harus sempurna,
sebab ketika cinta hadir segala hal menjadi sempurna.

Mencintai tak harus merubah diri,
namun ketika cinta hadir bersama kebaikan-kebaikan didalamnya,
Maka benih-benih kebaikan itu akan ikut tumbuh pula bersamanya didiri kita dan dirinya.

Mencinta itu serupa doa,
Karena kita hanya bisa berusaha,
Namun janganlah mudah melupa,
Bahwa Tuhan-lah sang pemegang kuasa.



Notta Bogoshipta


Dan kumpulan rindu itu terbang berpulang
Sebelum tiba musim dingin hati yang membekukan kata.
Tentang angkuhnya kita untuk kembali lagi berbagi lengan dan bahu,
Yang enggan meski sekadar untuk memberi sandaran atau menitipkan sandaran.

Dimana aroma kenangan yang kau adukan kedalam kopi pahit kehidupan?
Terlupakankah oleh kehadiran senyuman bidadarimu yang sekarang?
Mungkin benar aku yang tidak pernah bisa mengerti arti (dia yang kau sebut) bidadari itu.
Apakah benar makhluk suci mampu merebut kebahagian makhluk bumi sepertiku?

Padahal semestinya, kebahagiaan buatnya adalah sebuah mainan murah,
Yang bisa dia buat sendiri dengan tongkat ajaib miliknya, bukan?
Lalu mengapa dia harus bersusah payah merebutnya?
Atau jangan-jangan, tongkatnya sudah tidak lagi bisa berfungsi?


Note : Tulisan kali ini saya beri judul "Notta Bogoshipta" - Bahasa Korea yang artinya "Melepas Rindu",
Jika ada kesempatan, tulisan singkat ini ingin saya buat cerpen atau mungkin bagian cerita novel fiksi.


Salah Satu Alasan Aku Mencintaimu.

Berapa kali kamu mampu mempertaruhkan,
Apa yang kamu sebut sebagai 
Masa depan ?


Dalam sebuah film yang pernah aku tonton mengatakan,
Bahwa makna sebuah kehidupan
adalah menjalaninya hingga kamu dijemput 
oleh kematian...


Bersamamu, selalu bagaikan adegan terindah
Yang dimiliki hidupku, seperti sedang bermimpi saja,
seperti sedang menjalani adegan film.

Sayangnya, kehidupan begitu singkat.
Kamu selalu terlihat hidup tanpa beban.
Kamu bahkan bisa tertawa lepas diantaranya.
Dan aku terkadang tertegun melihatmu.
Dan mungkin itulah salah satu alasan aku,
Mencintaimu.


Note : Ya, aku mencintaimu dan malam ini begitu merindukanmu.


Minggu, 01 Maret 2015

PILIHKAN SATU (Untukku)


Aku hanya menunggu.
Menunggu waktu, gugur dan luruh detik demi detik.
Entah memulai dari mana,
agar hilang jejak rasa canggung itu.

Dulu aku mungkin bisa banyak bicara,
dan meski sesekali aku menganggap kalimat darimu
terkadang isinya kosong,
tapi aku mendengarkannya dengan seksama.

Sekarang...Semua hilang dan berbeda.


Kita sudah tak ubahnya seperti dua orang asing yang berbagi waktu.
Kita sudah tak ubahnya seperti dua orang asing yang berbagi beban.
karena, terikat dan tidak mungkin melepaskan begitu saja.

Ada rasa tercekat seakan menahan aliran oksigen dari luar menuju paru-paru.
Dan, semakin aku memaksakan oksigen itu masuk dan menelan air liur, 
ada sakit yang tak dimengerti. 
Sesakit ketika menahan tangis mati-matian.

Aku tidak tahu lagi harus mulai dari mana,
sedangkan perjalan kita sudah sebegitu jauhnya.
Haruskah berbalik dan mulai lagi dari awal?
Ataukan menegaskan ini adalah garis finish lalu berpisah?

Jika kamu jadi aku,
kamu akan pilih yang mana?
Tolong...
Pilihkan satu...
Untukku.


Note : "Karna Kusanggup" by Agnes Monica - mengalun berkali-kali ditelinga ketika menulis kalimat demi kalimat diatas.
....Tak perlu kau buat aku mengerti, tersenyumlah...Karena kusanggup....