Kamis, 28 Februari 2013

CINTA itu....

Bisa tampil jelek saat bangun tidur, bisa tampil jelek saat belum mandi, bisa tampil jelek saat sakit dan 
bisa tampil apa adanya tanpa dandan...tapi tetap cantik dimatanya...itulah CINTA...
Dan itulah alasan saya tetap memilih kamu dan tetap bersama kamu...karena kamu, bisa membuat saya 
nyaman apa adanya saya...bukan melulu harus cantik, sexy dsb...
Karna kamu tahu tidak ada manusia yang SEMPURNA

MENULIS itu...


Menulis mengajak banyak Orang merasakan sesuatu tanpa mencoba, Berpergian tanpa kemana-mana dan Bersuka cita tanpa ada keramaian
by : @RyAngeline88
................................

Menulis itu Saksi bisu sebuah kehidupan
by : @beecessi
...................................

Penulis adalah pemberani, karena ia bisa jatuh cinta pada tokoh yang ia buat sendiri. Berani jatuh cinta pada sosok yang tak nyata
by : @agnaitaresia_
......................................

Menulis adalah perdamaian antara perasaan dan mulut yang masih belum sinkron secara utuh
by : @rfdrina
.......................................

Menulis adalah merangkum kisah yang telah terjadi dan siap terjadi
by : @ddeaiy
......................................

Menulis itu mengenang sebuah kisah yang takkan pernah kembali lagi
by : beecessi
......................................

Menulis adalah sarana terakhir untuk berbagi masalah ketika lebih memilih untuk ga bercerita ke orang lain
by : @envrindaarf
.....................................

Menulis itu ketika kata-kata menjadi sebuah karya
by : @TheMcDinan
.....................................

menulis itu mimpi, yah karena dengan menulis kau bisa jadi apa saja yang kau inginkan, mewujudkan mimpi yang tak sempat terengkuh diri
by : @iefect
.....................................

Menulis itu tawa, kecewa, sengsara, bahagia, semua ada. Tempat inspirasi berada. Bukti otentik bahwa sebuah kenangan pernah ada
by : @agnaitaresia
.....................................

Menulis adalah menuangkan kegilaan isi kepala melalui rangkaian kata-kata. meskipun terkadang kata yang dirangkai itu gak nyambung
by : @Achmad_iku_abii
............................................
note : dirangkum dari @klubBuku

Rabu, 27 Februari 2013

C.I.N.T.A


Hidup bukanlah hanya soal cinta...tapi cinta membantu anda merasakan kehidupan...

Tidak Ada Yang Disebut KEBETULAN

Kebetulan...Pasti sering kita mendengar kalimat tersebut...Benarkah, kata Kebetulan itu memang benar-benar terjadi karena kebetulan semata??...
Sesungguhnya tidak ada kata kebetulan didunia ini kawan...Semua hal terjadi atas seizin-NYA...Tidak ada segala ssesuatu pun yang bisa terjadi tanpa seizin pengatur seluruh semesta... Pertemuan, keberhasilan, kegagalan, penundaan, perpisahan, kehidupan, kematian....Tidak bisa diatur dengan kata Kebetulan...Sejak mulai memahami bahwa tidak ada kata kebetulan didunia ini, aku mulai mengerti bahwa setiap pertemuan pasti memiliki tujuan. Setiap keberhasilan merupakan sebuah proses dari beberapa kali kegagalan, adakalanya penundaan terjadi karna ketidak siapan, bahwa perpisahan adalah isyarat kita harus mensyukuri setiap pembelajaran yang terurai didalam kehidupan yang pada akhirnya kematianlah yang akan membawa kita kembali kepadanya, kepada sang pencipta tentu saja.

Senin, 25 Februari 2013

KOPI TERAKHIR DAN KAOS MERAH

Hai...Apa kabarmu?? .... Aku lupa tanggal tepatnya, hanya satu yang aku ingat...SUN CAFE pukul 15.00 sore. Kita duduk berhadapan seperti biasa. Seingatku kita tidak pernah duduk berdampingan ketika makan, kecuali di pesawat garuda yang pertama kali membawa kita ke jakarta pada bulan september beberapa tahun silam.....
Aku memakai kaos merah, kamu memakai kaos coklat...Seingatku kamu sempat beberapa kali mengambil fotoku, penuh-penuhin memory fotomu saja....Sebenarnya waktu itu aku ingin bilang, "kita hanya bersahabat saja, aku tidak bisa mencintaimu.
Tapi melihat keceriaanmu dan sikapmu yang begitu memanjakanku membuat aku mengurungkan niatku untuk mengucap kata-kata itu....Kamu menuangkan kopi yang aku pesan dari poci kedalam cangkir dan bertanya, mau dicampur apa??....tapi kamu paling tahu, aku suka kopi pahit, tanpa gula..(kamu pernah bilang, orang yang suka kopi tanpa gula adalah orang yang setia,hahahha...Oya??? )
Bagiku, kamu seorang yang betul-betul mengerti caranya memanjakan dan menghormati seorang perempuan. Hal-hal simple yang jujur saja baru pertama kali seseorang rela melakukannya buatku... Apa kabarmu?? Pada akhirnya itu adalah kopi terakhir yang aku nikmati sambil melihat binar cinta dimatamu...Pada akhirnya aku tahu, bahwa ketika kamu dicintai dengan tulus, dia akan rela mendengar keluh kesahmu, meski itu menyayat hatinya...Pada akhirnya aku tahu bahwa cintamu lebih dari seorang kekasih yang bisa saja membenci kekasihnya bila telah berpisah...
Namun cintamu seperti saudara...Terimakasih sudah pernah menjadi SESEORANG dan tetap menjadi SESEORANG buatku, hingga kini.. My friend



What If....

Kamu itu sedingin salju....Walau belum pernah memegang salju, aku bisa merasakannya ketika menatapmu...Tapi bukannya salju hanya ada di negara nun jauh disana?? Dan aku beruntung bisa memiliki salju disini.
Kamu itu kadang tidak aku mengerti...Tapi justru itu yang membuat aku selalu ingin belajar agar bisa mengerti tentang kamu
***************************************

Kita kerap berbicara....Kita juga pernah merangkai beberapa mimpi tentang masa depan...Tidak perduli meski itu tentang sesuatu yang mustahil kita dapatkan, Obrolan terindah yang pernah ada....Meski kita berbicara tanpa suara, Hanya lewat barisan kata yang menyebrangi lautan....Kita melakukan perbincangan dengan HATI, yang membuat senyumku dan jiwaku hangat kau peluk dengan kata-kata...Apa masih kau ingat?? Tentang apa saja itu?? 
******************************************************************************

Buat kamu MATAHARIKU .... Yang selalu memeluk aku dari rasa menggigil, ketika hujan
yang aku suka hanya bisa menghadirkan luka....Secepat itu waktu berlari, secepat kedipan mata kita....Secepat keputusan untuk bersama, mengikat janji setia. Pebruari datang setiap tahunnya & 14 pebruari adalah tanggal yang istimewa buatku, buatmu...Buat KITA...Bukan karena hari itu hari Valentine, tapi...karena dihari itulah kita utuh menjadi satu dalam balutan janjimu sehidup semati dan dalam janjiku untuk selalu disampingmu....
**************************************************************



Kalimat - Kalimat Yang Mengangkasa

# Salah satu alasan mengapa kamu tidak pernah menemukan cinta sejati adalah karena kamu terlalu sibuk mengejar orang yang tidak mencintai kamu


# Jangan hanya ingin dicintai dan diperhatikan, belajarlah juga untuk mencintai dan memberi perhatian....'Coz that's  exactly how LOVE works


# L.O.V.E is one simple word with a million complicated things if you don't know how to treat it well


# Pria yang sungguh - sungguh menyayangimu adalah pria yang berkata jujur dari pertama kali berkenalan 





Sabtu, 23 Februari 2013

Aku Mencari TUHAN




Aku mencari TUHAN...Akhir-akhir ini aku mencari tuhan...Bukan karena kemarin aku tidak butuh TUHAN,tapi aku benar-benar membutuhkan TUHAN...Sekarang aku tau engkau dekat denganku,dihatiku..
Aku mencari TUHAN,aku ingin menceritakan kembali.Apa yang aku tulis dalam doa-doaku,apa yang aku sajakkan dalam doa'ku....
Aku membuat Blog ini bukan untuk sesamaku berbagi,tapi lebih kepada aku ingin bercerita,bernyanyi dan berseru padamu TUHAN...Aku mengerti apa yang engkau mau kadang aku tentang,namun pada akhirnya aku selalu bertekuk lutut pada kuasamu TUHAN...
Kasihi aku TUHAN,karena aku selalu mencarimu...Membutuhkanmu...Untuk menguatkanku...Menunjukan terang pada jalanku dan menyingkirkan duri-duri pada pijakan kakiku...Karena aku sungguh meyakini,Apa yang masih engkau izinkan hidup berarti masih engkau karuniai berkat dan kasihmu...
Terimakasih TUHAN atas semua,semua hal yang tidak bisa aku eja satu persatu..Atas semua kesempatan untuk menjadi AKU,seperti yang aku mau,tanpa melawan takdirmu...tanpa mengingkari karuniamu...Terimakasih TUHAN-ku..Terusa kasihi aku dan hapus semua dosa-dosaku dan hindarkan aku dari setiap kesalahan yang belum terpikirkan dan belum aku lakukan,Jadikan semua baik untukku dan untuk orang-orang disekitarku...Aminn...Biarkan aku terus MENCARIMU...TUHAN-ku...

Harus Berjudul???

Purnama pulang keperaduan yang melelapkan bintang kejora berkilau diantaranya....Angin malam melesatkan berjuta proton bahagia perih bersamaan
hanya sepersekian detik menyentuh perlahan...
Aku mematahkan ranting pohon tua itu untuk membantuku mengguratkan namamu pada tanah basah setelah bermandi hujan sore tadi...Kamu dimana? masih bersediakan memutar bait-bait kita dalam keping doamu...Karna aku selalu me-rimakan kamu dalam doaku...kita begitu lupa akan ada perpisahan yang mengakhiri semua perjalanan panjang ini.Karna perjalanan ini menyisakan banyak sekali pilihan untuk bisa dilewati...Dan pilihan kita ternyata berbeda..Bukan pada akhir sama yang selalu aku ceritakan dengan mata berbinar..Kamu punya akhir sendiri yang kerap pula kamu ceritakan dengan penuh semangat...Kita berpisah,pada purnama bulan ke empat tahun itu...

Kamis, 21 Februari 2013

THE SAME TIME



Kamu tersenyum kepadaku...renyah...Aku menikmatinya dari seberang mejaku...Kamu mengaduk berkali-kali cangkir coklat itu,mengambil sedikit cairan didalamnya dan memasukannya didalam indra perasamu..tersenyum lagi dan membuka lebar koran yang tadi terlipat rapi.
Seporsi menu makan siang menghampirimu,tidak segera kau sambut gembira,tapi kau pandangi sejenak lalu kau hirup dalam-dalam aromanya yang terpancar dari sedikit asap yang mengepul disekitar mangkuk itu.
Kau mengambil sepasang sendok garpu dan meletakan koran tadi yang entah sudah sempat kau baca atau tidak? karena sepersekian detik setelah kau membuka koran itu hidangan sarapan pagi itu diantar oleh seorang perempuan muda berseragam putih biru kepadamu.
Engkau mendekatkan mangkuk itu kepadamu lebih dekat dari sebelumnya.Matamu mengerjap melihat isi didalam mangkuk.Mengambil satu botol berisi kecap dan menuangkannya ke dalam sendok di tanganmu.Tidak sampai memenuhi badan sendok.Lalu tanganmu terangkat sedikit lebih tinggi dan menuangkan kecap didalam sendok dengan gerakan memutar-mutar,kecap disendok pun tumpah kedalam mangkuk membentuk lingkaran.Lalu garpumu mulai menusuk kedalam mangkuk.gerakan memutar garpu yang cepat lalu kau angkat segulung mie yang memeluk garpu stainless yang kau pegang.
Pelan dan pasti kau masukan kedalam indra perasamu.Matamu sesaat terpejam menikmati cita rasanya ketika meledak-ledak kecil didalam mulut.lima...sepuluh...limabelas menit tepat,kau menyelesaikan porsi makan siangmu.Menyesap cairan didalam cangkir dan melambai kearah perempuan muda berseragam putih biru untuk memintanya mengisi gelas kecilmu dengan cairan bening diteko yang dipegang si perempuan.
Sedikit tersenyum dan berterimakasih,kamu menenggak habis cairan bening air putih itu dan melirik tagihan makan siang.Mengeluarkan dompet coklat dari saku celana kananmu dan mengeluarkan satu lembar uang.Tanpa menanti receh yang akan dikembalikan kasir kamu melangkah tergesa,setelah melirik sesaat kearloji tangan dan mengetik beberapa kali pada handphone touch screen yang kamu pegang.Tak lupa tangan kirimu memegang gulungan koran.
Pria itu,pria yang slalu muncul tepat pada pukul dua belas siang dan berlalu empat puluh lima menit berikutnya.Dari senin hingga jumat selalu menikmati menu yang sama,cairan di cangkir coklat dan porsi makan siang dimangkuk putih besar,serta satu gelas kecil cairan bening air putih.Tak pernah lupa menyisakan receh untuk para pembersih meja setelah dia tinggalkan dan itu membuat para pembersih meja akan berlomba untuk membersihkan bekas makan siangnya,karna selalu ada sisa uang receh yang bisa mereka gunakan untuk sekedar membeli satu liter bensin penyambung asap knalpot besok.
Dimeja nomor tujuh dia selalu duduk dan entah sebuah kebetulan atau telah dipersiapkan,meja itu selalu dalam keadaan kosong sekalipun dalam waktu lima menit sebelum dia datang.Dan dia selalu datang dalam cuaca apapun,ketika cuaca panas bahkan saat hujan mengguyur seperti siang ini.hanya saja ada satu tambahan ritualnya ketika datang saat hujan.Dia akan sesekali mengibaskan air yang menempel disela-sela rambut dan melipat lengan kemeja panjangnya.Aroma parfum yang sama ketika dia datang sudah bisa kunikmati ketika dia duduk di meja nomor tujuh.Meski aku sendiri menjadi pengamatnya dari meja nomor sembilan. 
Aku akan selalu datang besok untuk melihatmu lagi.Di waktu makan siang.Dimeja yang sama dan situasi yang sama,meski dengan musik-musik berbeda yang diputar oleh operator restaurant.Aku yang tidak pernah berani mendekat walaupun sekedar pidah kemeja nomor enam atau delapan.Aku yang menikmati saat kamu tersenyum sendiri,saat dahimu berkerut,saat matamu mengerjap,saat suaramu mengalun dan saat aroma parfummu menggelitik indra penciumanku.Dan satu hal yang luar biasa aku nikmati adalah senyummu untukku ketika datang dan meninggalkan meja nomor tujuh.Meski aku berharap,sekali waktu kamu akan menyinggahi mejaku dan mengajakku mengobrol dari empat puluh lima menit waktu yang kamu miliki.

Kamis, 14 Februari 2013

Tak Ada Yang Bisa Aku Lakukan,Selain Merelakanmu..Bukan??

Aku merindumu...benar...lagi dan lagi...
menghitung satu persatu sketsa biru kenangan yang mengajakku berlari begitu cepat hingga napas terasa sesak dan hujan airmata mengalir deras.
Apa aku harus menyebutmu pembohong yang ulung atau penebar janji serupa dongeng yang tidak mungkin teraba di alam nyata??
Aku berkali menitipkan guratan kangenku pada semua hal yang sempat kutemui 
Aku berkali berdialog pada bisunya udara yang hanya mampu menyampaikan kidung-kidung sunyi di antara penggalan malam kala aku terjaga dari tidurku...Dan diakhir pertemuan kita hari itu...Terakhirkah itu?? ya itulah yang terakhir...Meski kamu bilang kita akan bertemu kembali,tentu saja jika aku mau..Tapi aku takut untuk bertemu denganmu lagi..
Dan apakah kamu tahu,senyumanku kala itu hadir untuk membohongimu?? Hanya sekedar usaha setengah matiku yang ingin mengabarkan pada retina matamu bahwa aku gembira,bahagia...Tapi seandainya satu kali saja,cukuplah satu kali saja kamu pakai hatimu untuk bertanya pada hatiku..Apa benar-benar aku bahagia?? Saat itu terutama...

Selasa, 12 Februari 2013

How I remember you again

Aku menyukai merah dan hitam itu...Kamu penggemar warna yang aku tidak pernah tahu..Aku menyukai bihun hangat dengan campuran udang dan acar pedas..Kamu penggemar makanan yang tidak pernah aku tahu...Aku menyukai kopi tanpa gula atau boleh juga ditambahkan sedikit creamer didalamnya..kamu penggemar minuman yang aku tidak pernah tahu....Aku menyukai hampir semua aliran musik (sekalipun dangdut,kalau liriknya bagus kenapa tidak)..Kamu setahuku menyukai lagu-lagu jazz...Hanya itukah yang aku tahu dari kamu selain kamu tidak pernah suka kue bolu,cake atau pun tiramizu..
Lantas bagai mana aku bisa mengingatmu?? Sedangkan selama ini aku terlalu sibuk dengan apa yang menjadi kesukaanku,dengan apa yang menjadi hobiku,aku...aku...dan semua serba tentang diriku...Bukankah mencintai itu butuh timbak balik butuh saling mengenali satu dengan yang lainnya? Bukankah seperti itu?..."coz that's exactly how LOVE works??...Aku terlalu sibuk dengan diriku sendiri karena yang aku tahu kamu begitu memprioritaskan apa yang menjadi kemauan dan keinginanku..Maaf..maafkan atas sikapku,egoku dan semua yang harus bisa kau baca tentang aku..tanpa sekalipun aku mencoba menbaca tentang kamu..Kini saat aku mulai mencoba membaca dan memahami tentang kamu,segalanya telah terlambat dan kini kamu memilih menepi bersama dia yang begitu antusias membaca tentangmu yang begitu fasih mengeja satu per satu kesukaanmu,hobimu,kebiasaanmu dan...itu yang tidak pernah sempat dan tidak pernah aku lakukan saat masih menjadi nomor satu dihatimu..maafkan aku..karna mencintaimu tanpa pernah berusaha membaca dirimu..

Senin, 11 Februari 2013

About happiness

Hidup ini tentang menemukan,melepaskan,mengikat dan terikat...Dalam senja yang ingin mencintai embun,apa bisa???...
Aku hanya bisa membeku melihat kepengecutan sikapnya,melihat keenganannya untuk memperjuangkan rasa yang siang malam kerap kali dia bisikan dan senandungkan ditelingaku...aku memakluminya,menerimanya,karena mungkin aku yang terlalu besar berharap kepadanya...Berharap kan selalu bisa menikmati bingkai pelangi berdua,berharap warna itu bisa mengukir garis senyuman di bibir kita...
Akulah sang senja yang berharap bisa mencintai embun dengan segenap jiwa..Akulah senja tua yang menginginkan kehadiran sejuk embun sebagai penutup kisahku di sebuah sore mendung dengan gerimis yang pecah...
Akulah senja tua yang kerap kali terlupa bahwa aku dan sang embun tak pernah bisa berada diputaran waktu yang sama..Karena sedari awal tuhan telah mentakdirkan kami untuk berada di waktu yang berbeda...
Akulah sang senja tua yang berharap bisa menggandeng jemari embun dengan bahagia...

Tradisi Unik Valentine di Beberapa Negara

1. JEPANG
     Valentine 14 februari dianggap sebagai waktu yang tepat sebagai tempat mengungkapkan perasaan CINTA bagi para gadis jepang.Karena mayoritas mereka sangat pemalu.Maka kesempatan satu kali dalam setahun ini dipergunakan untuk memberikan cokalt kepada lawan jenis yang betul-betul mereka sukai.Biasanya mereka akan memberikan "Honmei Choco" ---> coklat yang harganya lebih mahal.Bahkan tak jarang mereka rela membuat membuat sendiri Honmei Choco...Memberikan coklat ternyata tak hanya tak hanya dilakukan para gadis ke lawan jenis mereka saja.Persahabatan sesama teman perempuan juga menjadi hal yang berharga bagi mereka, karenanya mereka juga kerap kali memberikan "Tomo Choco" ke pada teman-teman mereka...
Sedangkan bagi para cowok yang menerima pemberian coklat dan hadiah valentine bisa membalasnya tepat satu bulan berikutnya di 14 maret, yang biasa disebut sebagai "white Day"...

2.PERANCIS
    'une loterie de Amour' yang biasa diadakan di Perancis ini merupakan kebiasaan Val day yang cukup aneh.Karena di sini para cowok dan cewek yang berada di sebuah ruangan berhadapan bebas untuk saling merayu.Biasanya si cowok yang mulai merayu terlebih dahulu.denga berteriak dijendela ruangan si cewek.Lalu jika timbul ketertarikan diantara mereka,mereka bisa melewati hari valentine bersama.Namun jika mereka khususnya si cowok tidak merasa cocok terhadap si cewek,dia berhak meninggalkan si cewek pada hari itu juga,bahkan sebelum hari valentine itu berakhir.Lalu sebagai balasannya si cewek biasanya membuat api unggun dimana disitu si cewek akan membakar foto-foto sang cowok dan meneriakan maki-makian sesuka hati sebagai wujud hati yang tersakiti.Karena hal ini cenderung dianggap aneh,maka kebiasaan ini di hentikan oleh pemerintah setempat...
Namun ada juga kebiasaan yang menurut saya romantis banget yaitu dimana tiap pasangan atau mereka yang saling tertarik akan mengirimkan kalimat-kalimat romantis dalam bentuk kartu ucapan dan dikirimkan ke pada pasangan mereka masing-masing.Kebiasaan unik yang juga mungkin dilakukan di belahan dunia lain ini dikenal dengan istilah 'cartes d'amities'...Nah lho,apa kabar para cowok-cowok yang nggak romantis yang tinggal di perancis ya??...hahahaha

3.CINA
    Valentine yang lebih dikenal dengan istilah "Qi Xi Jie" ini mempunyai tradisi yang hampir mirip dengan negara lain,yaitu para cowok akan memberikan coklat dan bunga kepada wanita yang dicintainya.Namun bedanya hari Valentine di cina tidak jatuh pada tanggal 14 februari tapi jatuh pada tanggal 13 agustus...Nah,tahun ini akan jadi valentine (qi xi jie) mistis..karena jatuh pada tanggal 13 agustus 2013,hehehehe.Bisa-bisa saya aja kalau untuk yang satu itu.Festival ini konon sudah ada sejak 2.000 tahun silam.dimana pada saat itu ada kisah percintaan antara manusia biasa dan bidadari / peri yang tidak mendapat restu dari dewi surga sehingga mereka dipisahkan...karena cinta yang teramat kuatlah akhirnya mengundang simpati kawanan burung gagak yang bersedia menjadi jembatan setiap satu tahun sekali untuk membantu mereka agar dapat bertemu...kalau kalian pernah nonton film 'karate kid' disitu juga ada adegan dimana ada perayaan festival serupa dan adegan menonton cerita wayang kertas yang mengisahkan kisah serupa.Dicina cerita ini berkembang cukup banyak dan hadir dalam versi-versi yang beragam.Biasanya para pasangan yang telah menikah maupun yang belum menikah akan berdoa di kuil agar pernikahan mereka tetap bahagia hingga maut memisahkan,sedangkan bagi yang belum berpasangan agar didekatkan jodohnya.



PESUT (CUPID) BORNEO - Part 3


“Ly,Papi sepertinya hari ini nggak bisa anterin kalian ke Pampang.Atasan Papi mendadak ngajak rapat dikantor.” Ucapan Papi disela-sela sarapan pagi membuatku kaget. ”yahh,Papi!.” Gumamku. “Papi ‘kan nggak mungkin menolak ajakan Bosnya dikantor” sahut Mami menanggapi kekecewaanku. “Bagaimana kalau kalian pake mobil Papi?. Biar Papi yang naik motor” Papi berusaha membujuk aku. Pampang memang lumayan jauh dari pusat kota samarinda. Tapi, biasanya Papi harus membawa dokumen yang banyak sekali setiap kali Bos nya mengadakan meeting dadakan dikantor. “kasihan Papi” pikirku. “Nggak usah,Pi. Nanti Lily naik motor saja sama Edmund.” “Yakin kamu?” tanya Mami terlihat cemas. “Yakin,donk” jawabku.

“Ngomong-ngomong bagaimana si Edmund menurut kamu,Ly?” tanya Papi. “What? Maksudnya apa,nich? Tiba-tiba pertanyaan aneh keluar dari mulut Papi. “Edmund?” tanyaku balik ke Papi. “Iya,Edmund anak temen Mami.” Jawab Papi. “Biasa. Nothing special from him” jawabku sambil mengaduk-aduk teh yang baru mami tuang kedalam cangir biru dihadapanku,sebagai penetral kegugupanku sewaktu menjawab pertanyaan konyol Papi. Bertepatan itu pula, wajah Edmund memenuhi otakku. Cowok dengan tinggi seratus tujuh puluh lebih itu selalu membuatku harus menengadah saat melihatnya. Apa karena aku kelewat pendek?. “Hmm..aku mungil bukan pendek,hehehehe.” Batinku membela diri. Belum lagi mengingat Edmund yang selalu punya kebiasaan menyisir rambutnya kebelakang degan jemari tangan.Membuat rambutnya yang ikal itu berdiri dengan sempurna (apa sich,ya?).Kemudian caranya tersenyumnya yang terkadang membuat aku ingin terus membuat garis bibirnya melengkung keatas.

“Ly! Lily! Itu piringnya kasih ke Edmund!” Suara Mami seketika membuatku tersadar dari lamunan. “Edmund?” tanyaku kebingungan. “Hai! Selamat pagi!” sapa sebuah suara dari sebelah kananku. Aku hanya berani melirik kearah kanan. “Huff..sejak kapan mahkluk itu keluar dari alam inajinasiku? Apa karena begitu konsentrasi ngelamunin dia,objek lamunanku itu bisa keluar dan muncul di alam nyata” pikirku,agak berlebihan sepertinya. “Sejak kapan kamu disini?” aku menarik napas dalam-dalam menyesali pertanyaan bodoh yang baru saja keluar dari bibirku. “Sejak lima menit yang lalu,sewaktu kamu lagi bengong mengangin sendok itu” jawabnya seraya menyambut piring dan sepasang sendok garpu yang aku ulurkan kepadanya.

“Edmund betah di Samarinda?” tanya Papi. “Betah om,apalagi ada Lily yang bersedia menemani” jawabnya. “Huh,jawaban apa itu?” batinku. “Semalam tante cukup lama menerima telepon dari Mama kamu. Seharusnya kamu nggak perlu menginap di hotel. Dirumah tante masih ada satu kamar kosong” sambung Mami. “Terimakasih tante,atas kebaikannya. Tapi Edmund sudah terlanjut reservasi hotel dari jauh-jauh hari sebelum ke Samarinda” jawabnya sopan. Memang benar masih ada satu kamar kosong dirumah ini. Aku adalah anak tunggal Mami Papi. “Wah,ini ya tante yang namanya nasi kuning?” tanya Edmund penuh minat. “Betul. Mamamu bilang,kamu penasaran mau mencoba makanan ini?.” “Itu ikan apa,tan?” tanya Edmund lagi. “Kalau di tanah jawa,ini dikenal dengan nama ikan gabus. Tapi disini disebut dengan ikan haruan.” “Oh,ikan yang mirip ular itu ya?.” “Hahahaha,bisa saja kamu. Ayo dicicipi.Ini sengaja tante masak begitu tahu kamu mau main kesini.” Edmund mengambil sepotong ikan haruan dan mencicipinya. “Wah,luar biasa tante rasanya enak banget. Jujur nich,tan. Biasanya saya nggak doyan ikan ini. Tapi begitu dicampur dengan bumbu balado buatan tante,rasanya jadi ‘maknyus’.” Pujian Edmund seraya menirukan gaya pak bodan itu membuat mami tersipu. “Pinter banget ini orang ambil hati Mami” pikirku. “Sebenarnya itu bukan Balado,disini itu disebutnya masak habang.” Jelasku padanya. Edmund terlihat lahap sekali memakan masakan mami

“Wah,apalagi ini,tante?” tanya Edmund ketika Mami yang dari arah dapur menyodorkan satu piring penuh berisi sanggar cempedak. “Wangi banget.” Sambung Edmund. “Ini namanya sanggar cempedak” Jawab Papi. “Om berangkat dulu ya,Edmund. Silahkan dicicipin Sanggar cempedak buatan tante.Hati-hati ya kalau sampai ketagihan” ledek Papi. “Lho,bukannya si Om ikutan ke Pampang ya hari ini?” tanya Edmund padaku. Mami yang sedang sibuk mencuci pirig didapur menjawab, “Om tiba-tiba harus rapat dikantor,jadi kamu nanti berangkat sama Lily saja berdua.” Aku mengajak Edmund pindah duduk dari ruang makan ke ruang tamu. “Kenapa ini disebut sanggar cempedak,Ly?” tanya Edmund. “Sebenarnya sanggar itu nggak Cuma dari cempedak.Buah Pisang juga bisa dibikin sanggar” jelasku. “Oh,aku ngerti.Jadi sanggar itu sebenarnya mungkin sejenis Pisang goreng ya?.” “Iya,tumben pinter” ledekku. “Sanggar itu bahasa lokal warga sini.Bukan sejenis pisang goreng,tapi ya memang pisang goreng istilah lainnya.”

“Enak banget rasanya,manis terus juga aromanya wangi.Lebih wangi dari kamu,Ly” Oceh Edmund. “Memangnya aku buah,kamu banding-bandingkan sama cempedak” jawabku. “wah,kok ada bijinya ini didalamnya?”. “Itu bijinya bisa dimakan,enak rasanya.” “Makan biji? Yang bener aja?”. “Cempedak itu buah yang banyak manfaatnya.Bentuknya seperti buah nangka,tapi wanginya beda. Buahnya bisa dimakan begitu saja atau dijadikan sanggar.Kulitnya biasanya direndam air garam beberapa minggu, setelah dikupas bagian luarnya dan dipotong persegi.Nanti setelah itu bisa digoreng atau ditumis dengan bumbu.Rasanya enak mirip daging ayam.Bijinya biasanya dikumpulin Mami untuk direbus ditambahkan sedikit garam,bisa dimakan jadi camilan.Nah,ada juga beberapa yang bisa mengolah daunnya cempedak menjadi sayur” jelasku panjang lebar.”Hahahaha,bener-bener ya kreatifnya orang kalimantan.” Jawab Edmund,yang entah kagum atau sebaliknya.

Setelah pamit ke Mami,tepat pukul dua belas siang aku dan Edmund berangkat ke desa budaya Pampang.Kami tiba tepat satu jam,sesuai perkiraanku.Udara hari ini cukup mendukung.”Kita kearah mana ini,Ly?.” Tanya Edmund setelah kami melewati gapura bertuliskan ‘Selamat datang di objek wisata Desa budaya Pampang’ “Masuk kedalam dulu sampai kita lihat lamin!.” “Lamin? Apa itu?.” “Lamin itu artinya rumah.” “Unik juga ya bahasa dan istilah-istilah di Borneo ini” ucap Edmund. “Parkir disini,aja!.Kita lanjut jalan kaki  masuk ke dalam kearah lamin. Tempat biasanya pertunjukan tari-tarian diselenggarakan.” Jawabku sambil melirik kearloji di pergelangan tangan.”Masih ada waktu setengah jam lagi.” Pikirku. Di desa budaya Pampang setiap hari minggu warga setempat mengadakan hiburan untuk menyambut pendatang.

“kok,bisa pemukiman dayak ini dijadikan tempat wisata?” tanya edmund seraya menyiapkan kamera DSLR nya. “Sebaiknya itu kamu simpan dulu,dech!” ucapku seraya menunjuk kearah kamera yang dia pegang. “Kenapa? Bukannya banyak hal yang bisa diabadikan disini?.” “Disini nggak boleh ambil foto sembarangan. Kamu harus bayar setiap kali mau ambil gambar. Paling murah dua puluh lima ribu,paling mahal lima puluh ribu” aku berusaha memberikan penjelasan kepada turis satu ini. “Gila! Serius?.” Edmund terkejut mendengar penjelasanku barusan. “Ya,dicoba aja,kalau kamu nggak percaya.” “Kenapa baru ngomong sekarang? Percuma dong,aku bawa kamera kesini.” “Kita nonton pertunjukannya dulu dech!” ajakku begitu melihat banyak pendatang yang mengisi liburan hari minggunya   mulai memasuki Lamin utama tempat pertunjukan tari-tarian akan dimulai. “Kamu tetap bisa ambil fotonya gratis,kok.Tapi pake beginian.” Ucapku sambil menunjukan ponsel yang kupegang.Edmund hanya menghela napas. “Mana bagus hasil gambarnya kalau pake begituan.Tapi ya sudahlah dari pada nggak ada dokumentasi sama sekali.”

Pertunjukan tari-tarian dimulai,aku dan Edmund memilih duduk di bagian depan. Agar memudahkan Edmund mendokumentasikan pertunjukan hari ini. “Wajah mereka kalau dilihat mirip wajah tionghoa ya?. Lihat yang itu,matanya sipit sekali.” “Mereka ini suku dayak Apokayan dan Kenyah.dahulu mereka mendiami wilayah malaysia,namun setelah Malaysia merdeka mereka yang cinta Indonesia memilih keluar dari wilayah Malaysia.Berkelana bersama kelompoknya.Berpindah-pindah dengan berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lain.Kehebatan mereka bercocok tanam menjadikan mereka mampu bertahan hidup dan merupakan keunikan tersendiri dari rumpun dayak lainnya.” Jelasku. Suara Sampe (alat musik suku dayak yang mirip kecapi) mengalun mengiri tari-tarian yang ditarikan dengan apik oleh para gadis-gadis dayak. Ada juga tarian dari kepala suku dan pemuda-pemuda dayak yang memperlihatkan tarian keperkasaan mereka saat berperang.

“Nich,buat tante Agnes.” Aku menyerahkan beberapa rangkaian manik-manik berbentuk gelang,gantungan kunci dan tempat tissue yang aku beli dari warga sekitar ke pada Edmund. “Kamu repot-repot,Ly? Nantikan aku bisa beli sendiri.” Jawab Edmund terkejut begitu tahu manik-manik yang aku beli tadi buat mamanya.Kerajinan manik-manik merupakan ciri khas dari warga dayak. Harga kerajinan ini pun bervariasi,tergantung dari manik-manik yang dipergunakan.Ada manik-manik yang asli dibuat dari batu biasanya dijual dengan harga relatif mahal.Sebelum pulang Edmund sempat berfoto menggunakan pakaian adat dayak,aku dipaksa untuk menemaninya berfoto. Aku memakai baju adat dayak wanita dan Edmund memakai baju adat dayak pria. Aku merasa canggung saat tangannya melingkar di bahuku,sedangkan dia dengan tampang cuek berpose tanpa memperdulikan aku. Beberapa orang yang berdiri menanti berfoto tersenyum-senyum penuh arti.Beberapa malah bersiul meledek kami. Ada yang terang-terangan berkomentar kalau kami adalah sepasang kekasih yang serasi.

 Dia juga rela membayar agar bisa berfoto dengan wanita yang memiliki telinga panjang.Telinga panjang memang menjadi salah satu ciri khas suku dayak.Semakin panjang telinganya semakin tinggi kastanya dimasyarakat dayak setempat. Untungnya keturunan-keturunan dayak zaman sekarang sudah diberikan kebebasan untuk memilih,mau memanjangkan telinga atau tidak.Sebagai anak perempuan keturunan dayak,aku bukannya tidak mau melanjutkan tradisi tersebut. Tapi rasanya kurang sesuai mengingat perkembangan zaman yang semakin pesat.Mungkin hal ini juga yang nantinya akan menjadikan telinga panjang suku dayak akan menjadi sejarah.

Kami tidak langsung pulang,Edmund mengajakku ke Tepian.tempat awal pertama kali kami bertemu malam itu.Angin sore tepian begitu sejuk,Edmund menyodorkan satu buah minuman dingin kepadaku.Kami duduk bersampingan sambil menghadap kesungai melihat kota samarinda seberang yang terlihat sibuk disore hari.Matahari yang perlahan tenggelam membuat suasana begitu berbeda.”Nggak terasa,besok aku sudah harus kembali pulang ke Surabaya.Kapan-kapan kamu main ya ke kotaku,nanti aku ajak kamu jalan-jalan juga.” Edmund memecah kesunyian diantara kami. “Sebenarnya masih banyak tempat yang belum sempat aku ajak kamu untuk mengunjunginya.”Edmund tertawa “Aku nggak menyangka ada begitu banyak tempat di samarinda yang begitu indah.Harusnya aku bisa lebih lama lagi disini,mumpung ada yang berbaik hati mau nganterin aku.” Ucapnya sambil menyenggol tubuhku.Aku menoleh kearahnya dan menikmati senyumannya, yang begitu menghangatkan hati.

Entah siapa yang mengawalinya,tiba-tiba tangan kami saling bergenggaman satu sama lain.Suara adzan magrib yang lamat-lamat terdengar dari kejauhan.Burung-burung yang terbang tergesa-gesa ingin pulang dan senja yang menggelap menghadirkan kesunyian diantara bisingnya beberapa kendaraan yang berlalu lalang. “kapan ya,aku bisa kembali ke kotamu lagi?” tanya edmund.”Kamu pasti akan kembali lagi kesini.Pasti!” jawabku begitu yakin. Kalimantan timur mempunyai mitos tersendiri,mengenai orang-orang yang pernah singgah dan meminum air sungai Mahakam.Mitos itu berkata,bahwa siapa saja yang sudah pernah meminum air sungai Mahakam akan kembali lagi menginjakan kaki di bumi Borneo. Banyak yang tidak percaya,tetapi banyak juga yang mengakui kebenaran mitos itu setelah kembali lagi dan lagi bahkan ada yang kemudian memilih menetap dikota ini. “Kamu lagi ngelamunin apa,sich?” Edmund membuatku tersadar. “Oh,nggak.” Jawabku. “Kamu sudah punya pacar,Ly?” tanya Edmund.

Aku tidak segera menjawab pertanyaannya tapi aku berbalik bertanya kepadanya. “Kalau kamu sendiri udah punya pacar,belum?.” “Wah,jadi saya yang diintrogasi!” Edmund tertawa sesaat. “Saya belum punya pacar,Ly. Kamu mau tahu apa penyebab utama yang membuat saya mau datang ke Kalimantan?” dia bertanya kembali seraya memandang wajahku. Jujur aku jadi agak nervouse dibuatnya. “Pemandangannya” jawabku. “Kamu ‘kan hobinya foto-foto” sambungku. “Kamu salah. Saya memang hobi fotografi, tapi ada sesuatu yang lebih menarik dari pada hunting gambar – gambar indah.” “Apa,dong?” “Kamu!. Masih ingat beberapa bulan lalu,Mami kamu pernah kirim foto – foto keluarga kamu ke Mama saya?” tanya Edmund yang aku jawab dengan anggukan kepala. “Dibalik indahnya pemandangan alam yang melatari foto-foto kalian,ada senyum seseorang di foto itu yang ingin saya lihat secara langsung. Sekarang saya lagi didekat pemilik senyum itu.” Kalimat Edmund barusan membuat degub jantungku berpacu. Seperti inikah cinta itu.

“Kalau kamu belum punya pacar,maukah kamu jadi pacar saya,Ly?” Pinta Edmund. Aku hanya mengangguk mengiyakan permintaan dia. “Beneran,Ly?” tanya Edmund lagi. Semburat kebahagiaan terpancar dari wajah pangeran tampan didepanku. Cupid sedang memain-mainkan lonceng di dua bilik hati kami. Panahnya telah membius kami dalam cahaya cinta. Waktu menunjukan pukul dua belas malam lewat satu menit. Tepat ketika Mami,Papi dan juga ada Melati menyusul kami ketepian. Ada kue yang diramaikan oleh lilin-lilin yang menyala yang sedang dipegang Melati. “Happy birthday my best friend” ucapnya, seraya menyodorkan kue yang dia pegang kehadapanku agar aku tiup lilinnya. “Make a wish dulu,sayang” bisik Edmund di sampingku.

Aku memejamkan mata dan mengucapkan doa demi doa. Aku berterima kasih pada Tuhan diatas sana,karena telah memberiku hadiah yang begitu indah di ulang tahunku kali ini,hadiah itu bernama Cinta.Aku berharap semoga cinta yang tercipta terpisah oleh jarak ini bisa indah selamanya. Cinta tidak pernah datang diwaktu yang salah,Cinta selalu datang diwaktu yang tepat. Buatku setelah dua puluh tahun menanti kehadiran cinta tidaklah sia-sia,karena karena penantian itu aku akhirnya menemukan orang yang tepat. Bagiku Edmund adalah orang yang tepat, pangeranku dari negeri seberang,yang rela menempuh jarak berjam-jam untuk menemui aku disini. Pangeran yang selalu tersenyum tiap kali aku cemberut atau pun kesal.

Aku membuka mata dan meniup lilin – lilin yang menari dibelai angin malam Mahakam. Aku bersyukur dikelilingi oleh orang – orang yang ku sayang dimalam pertambahan usiaku kali ini. Ada senyum Papi,Mami,sahabat terbaikku Melati dan Pangeran Edmundku. “Itu apa yang melompat-lompat,Om?!” Edmund setengah berteriak sambil menunjuk ke arah sungai Mahakam. “Itu Pesut.Ikan Pesut!” Papi juga menjadi begitu antusias. Benar ada sepasang Ikan Pesut sedang melompat-lompat,seolah sedang bercanda. Aku melarang Edmund yang ingin mengabadikan gambar Pesut menggunakan kameranya. “Jangan di foto. Biar ingatan kita saja yang mengabadikan,bahwa kita pernah melihat Pesut Mahakam sedang bercanda.”

Ada mitos yang mengatakan Pesut akan muncul dimana ada perasaan cinta yang timbul. Terimakasih Tuhan, Engkau telah menunjukan bahwa apa yang kami satukan atas nama cinta malam ini adalah sebuah perasaan yang benar-benar tulus dengan kehadiran sepasang Pesut. Aku merasakan Edmund menggenggam jemariku erat. “Aku akan selalu kembali,tunggu aku disini ya,sayang.” Aku hanya mengangguk perlahan dan dalam hati aku bergumam “Aku akan senantiasa menunggumu, Pangeran hatiku yang selalu berbicara bahasa Indonesia dengan medok logat jawanya” Aku mengulum senyum dan membalas genggaman tangan edmund dengan lebih erat. Aku mendengar ringtone pesan masuk ponselku berbunyi berkali-kali,mungkin dari para sahabat yang mengucapkan selamat atas pertambahan usiaku. Lagu A thousand years berulang terdengar setiap kali ada pesan berebut memenuhi kotak inbox ponselku.

....And all along i belived i would find you (dan selama itu aku yakin aku akan temukan dirimu)....Time has brough your heart to me (Waktu telah membawa hatimu padaku)....I have loved you for a thousand years (Aku telah mencintaimu ribuan tahun)....I’ll love you for a thousand more (Aku kan mencintaimu ribuan tahun lagi)....
       
THE END

PESUT (CUPID) BORNEO - Part 2


................................................
“Jadi? Kamu bisa sebegitu bodohnya didepan cowok yang baru pertama kali kamu temui?” Tanya Melati seraya tersenyum lebar. “Apanya yang bodoh?. Aku baru sekali itu melihat senyum yang...yang...apa ya?” “Yang bikin kamu ‘fall in love for the first sight’? tanya Melati seolah mengejekku. “Apaan,sich!” rujukku. “Hari ini kita nggak ada jadwal apa-apa lagi kan di kampus? Aku ada janji sama Edmund.” Ya semalam akhirnya kami sepakat untuk bertemu lagi pukul sebelas pagi. “Wah,ada guide yang jatuh cinta sama turisnya.” Lagi-lagi Melati mengejekku sesuka hatinya. “Terserah,dech! Aku duluan ya,Mel.” Jawabku seraya melangkahkan kaki menuju parkiran kampus. “Wah,ada yang ngambek,nich. Salam ya,buat Edmund! Setidaknya aku tahu,ternyata sahabatku normal.” Teriak Melati dari kejauhan. “Sialan!” sungutku dalam hati.Mestinya tadi aku nggak cerita apa-apa kedia, termasuk bagian ending yang membuat aku malu setengah mati. Tapi kalo nggak diceritakan bisa meledak aku.Soalnya perasaan ini makin kuat sekarang.Apalagi melihat arloji ditangan yang menunjukan kalau sebentar lagi pukul sebelas pagi.

Satu bbm mampir di room chat ponselku,dari Edmund. Semalam kami sempat bertukar pin. Ada gambar pemandangan alam yang dilatari sebuah gunung di picture yang dia pasang.Statusnya bertuliskan ‘terdampar di negeri antah berantah’ dilengkapi emoticon yang sedang menutup mata. “Huh! Apa dia pikir kalimantan ini nggak masuk di peta Indonesia?. Nanti kalau dia sudah lihat betapa indahnya Borneo dia pasti berubah pikiran.” Ucapku dalam hati. “Jadikan kita ketemu jam sebelas ini?” bunyi bbm Edmund disertai emoticon pamer gigi. “Jadi” balasku singkat. “Dimana? Yang jelas ya instruksinya. Nggak pake jalan kaki seperti semalem,lho ya?.” “Islamic Centre,di depan gerbang utama.Aku pake baju biru.” “Biar ga dikasih tahu pakai baju apa kamu hari ini juga nggak masalah. saya  sudah inget wajah kamu.” Balasan terakhir Edmund harusnya bikin aku yang gampang bad mood ini kesal. Tapi kali ini berbeda,aku malah merasa senang. Senang? Ya,senang. Ternyata dia mengingat wajahku. Eits,kelewat gede rasa aku sepertinya.Bukannya di Picture blackberryku ada fotoku yang narsis terpampang dengan begitu jelas?. Sampai jerawat dipipi kanan juga ikut mejeng.Buru-buru aku mencari foto yang lebih kalem untuk mengganti foto yang terkesan menakutkan tadi.Barangkali nanti Edmund melihatnya lagi. Lho? Kok jadi semua serba harus menurut penilaian Edmund ya? Ada apa ini? 

Ternyata kali ini bukan aku yang harus menunggu Edmund datang.Dia sudah lebih dulu menunggu didepan gerbang masuk ke Islamic centre. “sudah lama disini?” tanyaku berbasa-basi. “Lima menit dua puluh tujuh detik” jawabnya sambil melirik ke hp yang dia pegang. “Bagus,dech.Berarti aku nggak parah-parah banget telatnya.” Aku tahu saat memberikan jawaban itu Edmund sedang menatap kearahku. “Itu buat apa?” tanyaku seraya menunjuk ke kamera DSLR yang dia bawa. “Buat ambil gambar-gambar indah,donk.Tadinya saya pikir mau diajak kemana? Nggak tahunya diajak kesini.” Tanpa menggubris ocehannya aku melangkah masuk.Aku mendengar jejak kaki Edmund mengikutiku dari belakang.  

”Ly! Bisa pelan sedikit nggak jalannya?.” Aku menghentikan langkah “Kenapa? Masuk ke dalam masjidnya juga belum, sudah kecapekan?” “Bukan. Gimana saya bisa potret tempat ini,kalau kamu terlalu cepat jalannya?.” “Bukannya kamu tadi nggak tertarik sama tempat ini ya?” tanyaku sedikit ketus. “Memangnya saya ada bilang begitu,ya?” jawab Edmund cuek,karena sedang bermesraan dengan kamera ditangannya. “Saya sudah pengen ke tempat ini,kok. Dari awal pertama kali masuk kota Samarinda. Bangunan ini begitu mencolok dilihat ketika saya melintasi jembatan mahakam malam itu. Indah!.” Sambungnya lagi. Aku mengalah dan membiarkan dia asik dengan kameranya. Islamic centre memang begitu indah. Rumah tuhan bagi kaum muslim ini termasuk Masjid terbesar dan termegah kedua di indonesia dan di asia tenggara. Banyak pendatang dari luar pulau yang menyempatkan diri untuk mengabadikan gambar dirinya dilatari Islamic center.

“Kita bakalan sampai malam nggak,disini?.” “Kenapa?” “Kalau malam begitu lampu-lampunya menyala saya yakin bisa mendapat gambar jauh lebih indah. “Boleh. Tapi yakin mau sampai malam?” ini baru pukul satu siang batinku. “Oya,disini ada tujuh menara.Dari salah satu menara itu kamu bisa melihat kota samarinda keseluruhan.terutama kota yang diseberang sungai itu.” “Memangnya yang diseberang sungai itu bukan bagian dari samarinda? Kok,kamu nyebutnya kota yang diseberang sungai?” tanya Edmund. “Itu juga bagian kota ini,hanya saja karena dipisahkan oleh Sungai Mahakam dan dihubungkan oleh jembatan Mahakan,warga lokal biasa menyebutnya Samarinda seberang.Dari Tepian tadi malam kamu juga bisa melihat kota itu indah dengan lampu-lampunya.” Edmund mengangguk-anggukan kepalanya mendengar penjelasanku. “Ayo,jalan lagi!” ajakku.

Kami mulai menyusuri bagian lain dari Islamic Centre. Beberapa kali berhenti dan mengamati Edmund yang seakan menciptakan dunia sendiri bersama kamera yang dia pegang.Tapi diam-diam,aku mulai menyukai cara dia setiap akan memotret sebuah objek. Aku menggelengkan kepala dengan cepat,agar pikiran-pikiran aneh tidak mengganggu kesadaranku siang ini.“Karena keindahannya, masjid ini sering juga dipakai untuk foto prewed.” Ujarku. “Oya?” Jawabnya dengan pandangan masih tertuju ke kamera yang dia pegang.Sesekali tangannya menekan bagian pengaturan dikamera,yang aku sama sekali tidak memahami untuk apa dia melakukan hal tersebut. “Tapi tempatnya memang bagus.Walaupun saya bukan muslim saya cukup tertarik dengan ornamen-ornamen didalamnya. Bisa nggak terasa capek kalau keliling ditempat seindah ini.” Sambil mengoceh Edmund terus saja berhenti seenaknya di tempat dia merasa bisa mendapat gambar-gambar bagus dari Islamic centre. “Sayangnya,saya Cuma punya waktu empat hari disini.” Edmund berhenti sejenak. “Ly,coba dech kamu berdiri disitu!.” “Aku? Buat apa?” tanyaku polos. “Mau foto kamu,nanti saya tunjukin kalau hasilnya bisa jadi bagus banget,walaupun modelnya jutek.” Jawabnya sambil terkekeh. Hhmm...lagi-lagi tawa itu bikin aku nggak bisa menolak permintaannya.

“Mana hasilnya,aku mau lihat?” pintaku setelah dua sampai tiga kali Edmund mengambil beberapa pose kaku dan canggung dariku. Padahal biasanya aku narsis setengah mati. Namun kali ini aku mati gaya didepan seorang Edmund. “Wah,sepertinya saya gagal. Tumben hasil fotonya nggak sebagus biasanya? Pasti ini karena modelnya.” Jawaban yang keluar dari mulutnya membuat mataku melotot. “Kamu yaaaaa....!” pekikku sambil melempar salah satu sepatu yang aku pakai kearahnya. Dengan gesit dia menghindar “Yeee... nggak kena!” ucapnya seraya menjulurkan lidah kearahku dan berlari menjauh.
                                    ................................................................

Dari seberang sana aku dengar suara tawa Melati makin menjadi-jadi. “Cieh...yang kencan sepanjang siang.” “kencan? Siapa yang kencan?.” Hawa hangat menjalari pipiku seketika. “Kasih lihat ke aku,donk. Yang mana yang namanya Edmund?” pinta Melati. “Janganlah,nanti kalau kamu sampai naksir dia bisa repot.” Aku kenal baik Melati sejak duduk di bangku SMU. Dia itu tipe cewek yang gampang jatuh cinta. Sampai sekarang ketika kami kuliah di kampus yang sama,aku belum pernah lihat dia pacaran bertahan lebih dari dua bulan.Bertolak belakang sekali dengan aku yang sama sekali belum pernah punya pacar. Bukannya belum pernah sich,hanya saja belum mendapatkan yang pas dihati (modus membela diri kambuh),hehehehehe.

“Repot gimana?. Repot menyatukan kepingan hatimu yang hancur berantakan,ya?” ledek Melati. “Cinta itu indahkan,Ly?.” Tanya Melati lagi. “Iya,indah. Karena begitu indahnya kamu bisa gonta-ganti pacar semaunya.” Ucapku berusaha membalas ledekannya. “Manusia sudah ada takdir masing-masing,beibh...Jangan tolak lagi,tuch.kebaikan tuhan yang sudah menumbuhkan rasa cinta dihati kamu setelah sekian lama.” Sialan pikirku,malah aku yang balik kena ejekannya. “Udahan,ya.Beibhh...Ngantuk!.” Ujar Melati mengakhiri pembicaraan. “Oke,bye!” balasku yang agak bergidik mendengar suara Melati mengucap kata ‘Beibhh’. Para cowok bisa tergila-gila setengah mati itu dengar kata ‘Beibhh’ dari mulutnya.Bedanya, aku malah risih.

Pukul sebelas malam dan belum bisa tertidur,padahal seharian tadi sudah lumayan letih menemani Edmund berburu gambar.Iseng aku melihat kontak bbm Edmund.Kali ini dia memasang fotonya sedang duduk di sebuah taman. Tapi statusnya belum di update.Aku hampir nggak percaya saat lampu di bbku berkedip merah dikarenakan Edmund mengirimkan bbm buatku. Aku buru-buru read bbm nya. ‘belum tidur? Ganggu nggak?’ Ada perasaan senang membaca kalimat itu. ‘Belum. Nggak ganggu,kenapa?’ balasku.Aku agak menyesali kenapa harus cepat-cepat membalas bbmnya. ‘Malam minggunya kemana tadi?’ Pertanyaannya kali ini membuatku kebingungan menjawabnya. Rupanya ini tadi yang menyebabkan Edmund tidak jadi menunggu sampai malam untuk mengambil foto Islamic centre. ‘Nggak kemana-kemana?’. Sebelum send kata-kata itu aku mendeletenya dan menggantinya dengan kalimat ‘cewek kamu pasti kesepian ini malam. Kamunya sedang berada di negeri antah berantah’ balasku seraya menambahkan emoticon tertawa lebar.

Cukup lama aku menunggu bbm ku berganti dari huruf ‘D’ menjadi ‘R’. Barangkali dia sedang bbm-an dengan pacarnya diseberang sana pikirku. Atau jangan-jangan pertanyaanku tadi garing banget.‘Besok,kita kemana ya?.’ Fiuhhh...ternyata dia tidak menanggapi bbmku sebelumnya. Ada perasaan kecewa karena berarti aku tidak mendapatkan jawaban apakah Edmund sudah ada yang punya ataukah masih available. Tapi bukannya aku juga tadi nggak menjawab pertanyaannya sewaktu dia menanyakan apa kegiatanku malam ini?. Memangnya aku harus jawab apa? Punya Pacar juga nggak. Mau bilang nggak kemana-mana rasanya kok gengsi.

 ‘Besok kita ke Desa budaya Pampang’ balasku. ‘Wah? Memangnya disana ada apa ya?’ tanya Edmund. ‘Kita melihat desa suku asli kalimantan, suku Dayak.’ Jawabku. ‘Nggak ada yang makan manusia, ‘kan disana?’ emoticon menunjukan wajah ketakutan menyertai. Aku memasang emoticon tertawa lebar ‘kalau pun ada,dia nggak bakalan doyan makan kamu. Pahit!’ balasku. Kali ini aku meminta dia datang berkunjung kerumah dari hotel tempat dia menginap. Karena besok hari minggu Papi punya waktu untuk mengantar kami menggunakan mobil kesayangannya. Jarak pampang sekitar satu setengah jam ditempuh dari samarinda. Kasian motorku kalau harus dilariakan kesana. Tapi sepertinya naik motor berdua Edmund lebih romantis dari pada pergi bersama-sama Papi besok. Lamunanku dibuyarkan oleh getaran ponsel yang kupegang.‘Apa saya nggak ngerepotin Papi kamu besok?’ tanyanya. ‘Dari awal datang juga udah ngerepotin’ balasku. Yang hanya dibalas Edmund dengan emoticon melipat tangan didepan dada. Aku hanya tertawa kecil melihat balasannya itu. Ada yang bener-bener nggak beres diotakku. Harus segera menginstal anti virus baru di memory otak. Stadium virus Edmund yang menjalari otakku sudah semakin parah.

                                                               to be continue




PESUT (CUPID) BORNEO - Part 1


Malam ini,jarum pendek arlojiku baru saja menunjuk ke arah angka tujuh dan jarum panjangnya menunjuk ke angka dua belas.Aku menepikan motor bebek kesayanganku di deretan parkir Tepian.Tepian adalah tempat yang sering digunakan warga lokal kotaku terutama pemuda pemudinya untuk berkumpul dan bertukar cerita tentang apa saja.Disebut Tepian karna letaknya benar-benar ditepi sungai Mahakam.Lampu kota yang dibalut pekatnya malam memperindah suasananya,belum lagi kita bisa mencium aroma sungai dan mendengar suara ombak kecil Mahakam,sungai terpanjang kotaku.Sungai ini memiliki biota air yang langka yaitu ikan Pesut.Ikan Pesut mirip sekali dengan ikan lumba-lumba,karenanya sering dijuluki lumba-lumba air tawar. Sayangnya,saat ini ikan Pesut termasuk salah satu hewan paling langka di Indonesia. Banyak hal yang menyebabkan populasi Pesut ini menjadi terganggu.Jumlahnya pun saat ini hanya sekitar tujuh puluh ekor yang menghuni daerah hulu dari sungai Mahakam.Hewan yang menjadi identitas Kalimantan timur ini semakin sukar untuk ditemui.Tidak seperti cerita kakekku,dulu jika kita berdiri di pinggiran sungai mahakam,kita bisa melihat lumba-lumba air tawar itu berenang dan melompat keudara layaknya lumba-lumba asli.Indah sekali mendengar cerita kakek mengenai Pesut sekitar dua puluh sampai tiga puluh tahun silam.
Aku sendiri belum pernah melihat pesut asli.Hanya bisa melihat monumen air mancur pesut yang dibuat sebagai simbol kotaku tepat di seberang jalan dimana dengan megahnya kantor gubernur kalimantan timur dibangun. Seandainya saja ada cara untuk menghentikan penyusutan jumlah populasi Pesut. Aku yakin sekarang dan di masa depan akan banyak orang yang bisa melihat kelucuan Pesut saat berenang dengan bebas di Mahakam.Sehingga duduk di Tepian seperti sekarang bisa menjadi hiburan tersendiri,begitu lumba-lumba air tawar itu muncul dan melompat ke udara.Sekarang Pesut hanya mampu bertahan hidup di hulu Mahakam,daerah terpencil yang masih belum dipadati aktivitas manusia yang tanpa sengaja maupun sengaja merusak alam beserta habitat didalamnya. Di masa depan nanti anak cucu kita hanya bisa mendengar cerita nyata keberadaan Pesut Kalimantan Timur lewat kisah kakek neneknya atau jangan-jangan mereka hanya akan menganggap Pesut adalah hewan dari dunia dongeng yang diceritakan tiap kali mereka akan tidur saja. Benar-benar menyedihkan membayangkan hal tersebut.

Aku menatap kelapa hijau muda didepanku,tadinya begitu ingin aku meminum air didalamnya.Tapi begitu sang penjual sudah menyajikannya lengkap bersama gula aren dan sedikit susu kental manis putih aku kehilangan selera untuk meminumnya. Tepian terasa sunyi malam ini,pengunjung tampaknya tidak begitu memadati tempat ini.Apa dikarenakan hujan yang tanpa permisi datang sejak sore hari tadi,menjadikan orang-orang lebih memilih berdansa ditempat tidur dengan selimut hangat mereka. Aroma jagung bakar mengusik indra penciumanku.Ada beberapa orang tampaknya sedang memesannya dan beberapa diantaranya sedang berdiskusi mau menggunakan bumbu apa saat menyantapnya.

Oya,namaku Lily. Tiga hari lagi genap aku berusia dua puluh tahun.Didalam tubuhku mengalir darah penduduk suku asli kota ini,suku dayak.Kalimantan timur tepatnya di samarinda telah berbaik hati mengizinkan bayi mungil itu lahir.Disuatu malam yang cerah oleh pendar bintang,diantara desah napas dan pergulatan Mami melawan maut ketika memperjuangkan napasku agar bisa menghirup nikmatnya udara di muka bumi Borneo. Akhirnya bayi perempuan itu resmi membuat pertumbuhan populasi penduduk di Samarinda bertambah.Dan sekarang menjadi gadis manis dengan rambut hitam panjangnya, bulu mata lentik serta....stop! hehehehe,aku jadi besar kepala mendeskripsikan diriku sendiri.

Hari ini sebenarnya aku juga enggan melangkahkan kaki keluar dari persembunyian hangatku.Tapi  hari ini aku harus menemui seseorang dari luar kota.Dia anak teman Mami semasa sekolah dulu di pulau jawa.Mami sendiri adalah pendatang dari tanah jawa di tanah Borneo,tanah yang menyimpan begitu banyak kekayaan alam terpendam.Penghasil beribu sumberdaya  alam yang menggiurkan.Sedangkan Papi adalah seorang penduduk lokal yang memiliki darah suku setempat.Setahuku kisah cinta mereka begitu manis,menyatukan dua perbedaan menjadi satu.Melebur atas nama cinta dan janji sehidup semati dalam ikrar rumah tangga.Entahlah,apa aku bisa menemukan pangeran impian seperti papi.Jujur saja sejauh aku melangkahkan kaki di bumi tuhan,aku belum pernah jatuh cinta.

            Dua puluh tahun? Dan belum pernah jatuh cinta.Normalkah itu? Bahkan sekedar cinta monyet sekalipun aku belum pernah merasakan getarannya.”Ada yang salah dengan kepekaan anatomi tubuhmu,dech.” Tutur sahabatku melati beberapa waktu lalu.saat aku tidak pernah merespon balik setiap ucapan dan usaha lawan jenis yang mencoba mendekatiku. “Apanya yang salah?” tanyaku lugu. “Entah bagian otak atau hatimu atau mungkin jangan-jangan kamu suka sesama jenis?” Melati menatapku sambil tertawa. “Kalau benar begitu,siap-siap aja kamu digosipkan pacaran sama aku” kerlingku nakal kearahnya. Melati bergidik, “Ihhh...bagus aku jadian sama Hatta.Cowok yang mati-matian mengejar cinta sang lesbian.Banyak yang ngantri jadi pacar dia,tuh?.kamu malah,no respond.Aneh!.” Sepenggal obrolan selama sekolah SMU dulu membuatku mengulum tawa .

Ringtone ponselku berbunyi,sebaris nomor yang aku tidak kenal muncul dilayarnya. “Siapa,ya?” ujarku.Sebelum sempat mengangkatnya dering ponsel terhenti.Aku kembali memasukan ponsel ke dalam tas.Belum sempat benar-benar masuk ponselku kembali berdering.”Hallo! benar dengan Lily?.Saya Edmund,anaknya mama Agnes.Temen mama kamu.” Suara diseberang sana tidak segera kujawab. “Jadi anak temen mami itu cowok?. Kenapa mami nggak kasih tau dari awal,ya?.Kalau cowok bukannya lebih baik disuruh datang langsung kerumah? Ngapain aku yang disuruh ketemu duluan? Di Tepian lagi? Mamiiiii!.” Batinku. Sebab,Tepian itu identik dijadikan sepasang muda mudi yang sedang berpacaran untuk bersua.

“Hallo? Hallo?” suara itu kembali muncul membuyarkan lamunanku. “Ya,hallo juga. Betul,ini Lily.Kamu ada dimana ya sekarang? Ed...? Siapa tadi nama kamu?” tanyaku karena jujur saja aku tidak terlalu memperhatikan ucapannya diawal pembicaraan.”Edmund.Nama saya Edmund. Saya lagi kebingungan,nich? Sekarang saya berada dimana,ya?” jawabnya. “What? Berada dimana? Maksudnya?” agak aneh ini cowok pikirku. “Kamu dikalimantan Edmund.Tepatnya di samarinda” jawabku sekenanya. “Yee..itu mah saya juga tau.maksud saya,ini supir taxinya mau saya suruh pergi kearah mana?.” OMG! Ternyata dia bingung masalah taxi. “Bilang aja Tepian,supir taxi pasti tahu tempat ini.” “Ok!” klik,tut tut tuttt....

Rasanya aku belum selesai ngomong di Tepian sebelah mana aku tunggu dia saat ini.Sudah main tutup telepon aja,ini orang.Aku menghembuskan napas sedikit kesal. “Awas aja nanti kalau dia telepon lagi! Aku cuekin baru tau rasa.” Selang lima belas menit kemudian ponselku kembali berdering.Sebaris nomor yang muncul dilayar sudah dicerna dengan baik oleh otakku,kalau itu adalah nomor hp Edmund.Walaupun aku belum sempat save di phone book hp.

“Ly! Saya udah di Tepian,kamu yang mana ya?” tanyanya. “Yang mana,bagaimana?. Tepian itu lumayan panjang tahu. Kamu turun dari taxi disebelah mana? Aku di dekat monumen air mancur Pesut.” Jawabku agak ketus. “Monumen apaan?” tanyanya. “Pesut.Ikan Pesut.” “Emangnya itu nama ikan ya? Kok, dari tempatku berdiri aku nggak liat ada monumen ikan?” jawabnya terdengar agak panik. “Kamu jalan,dech.Cari di mana ada monumen air mancur bentuknya ikan,aku pas didepan sebelah kiri.didekat penjual jagung bakar dan es kelapa muda.” Jawabku. “oh,oke-oke. Tapi ngomong-ngomong disinikan semuanya jualan jagung bakar,ya?” jawabnya yang membuatku sedikit menahan tawa. “Emang. Tapi monumen air mancur pesut, ‘kan Cuma ada satu. Selamat berjuang,ya. Edmund.” Balasku sambil buru-buru menekan tombol off di hp.

Kira-kira sepuluh menit kembali Edmund menelepon. “Saya sudah di depan monumen air mancur ikan teri,nich.” Ucapnya. Hahahaha,suaranya terdengar kesal. “ya,tunggu disitu jangan kemana-mana.Biar aku yang kesitu susulin kamu.” Seperti apa ya orang yang bernama Edmund itu.Dari suaranya sich terdengar cukup friendly.Nggak tahu dech aslinya. Ups,kali ini giliranku yang kebingungan.Aku lupa menanyakan ciri-cirinya.Hahahaha,ternyata tidak susah untuk mengetahui yang mana orang yang bernama Edmund.Sebab Cuma dia satu-satunya orang yang memandangi monumen air mancur pesut malam-malam begini.

“Hai!” sapaku dari arah belakangnya. Sosok yang bernama Edmund itu pun membalikan badan. Sesaat dia terdiam melihat ada seorang cewek manis menyapanya (hiperbolaku kambuh lagi).”Oh,hai!. Kamu pasti Lily,ya?” tanyanya sambil tersenyum. Dan,bagai kesamber petir disiang bolong aku yang tadinya mau pasang aksi super duper cuek jadi mellting melihat senyum kecilnya barusan. Ada sesuatu yang bermain-main dihatiku untuk sesaat. “Hallo?” ujarnya sambil melambaikan tangan tepat didepan wajahku.

                                                    to be continue








Sabtu, 02 Februari 2013

Puisi Terakhir Habibie untuk Ainun

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya. Dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu. tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,sekejap saja. lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak ditempatnya dan tubuhku serasa kosong melompong,hilang isi. Kau tahu sayang,rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang. Pada air mata yang jatuh kali ini,aku selipkan salam perpisahan panjang. Pada kesetiaan yang telah kau ukir,pada kenangan pahit manis selama kau ada. Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini. Mereka mengira akulah kekasih yang baik bagimu sayang. Tanpa mereka sadari bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal kecenderunganku adalah mendua , tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini. Selamat jalan...kau dari-Nya dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku dan sekarang kembali tiada. Selamat jalan sayang, cahaya mataku penyejuk jiwaku...Selamat jalan, calon BIDADARI SURGA-ku...
by : BJ.HABIBIE

Jumat, 01 Februari 2013

Anyone by Roxette

Entah awalnya bagaimana,tiba-tiba kita janjian mau pergi ke foto studio bersama-sama.Satu mobilku penuh,waktu itu seingatku kamu duduk dengan nyaman sebagai penumpang bersama teman-teman yang lainnya. Aku yang jadi supirnya,hahahaha....Tapi itulah keindahan masa-masa kuliah yang tidak dapat kita gantikan dengan apapun.Jam kuliah selalu berhasil dikalahkan oleh kesenangan kita yang tidak berujung pangkal,entah sekedar pergi beramai-ramai ke warung pecel ayam kali urip,makan mie ayam,karaoke atau mojok nggak jelas disetiap cafe-cafe yang baru soft opening,main bilyard dan nonton bioskop...Aktivitas yang sangat bermutu,tanpa sepengetahuan mami aku pastinya,ahahahaha...Ada sapa saja ya,aku ingat-ingat **** Ada Dita,Wilda, Uchie, Agung, Hendri, Anggi, Arif,Devi dan Hiro...dan pastinya ada kita berdua,yang statusnya teman.Meski aku tahu pasti kamu sering berusaha mendekatiku (ayooo...ngakuuuu).Padahal dikamar kostku,diatas kulkasnya ada foto Mr.Jakarta terpajang,dan diatas rak tempat tidurku ada foto aku dan dia berdua sewaktu berfoto di foto box. Ahahaha....kadang kamu melirik kearahku bila hp nokia N-90 ku berbunyi,ringtone lagu anyone dari roxette. Yap...sms dari sang pangeran di seberang pulau.Aku mulai larut dengan sms-sms itu,tanpa menghiraukanmu dan teman-teman yang lain yang memenuhi kamar kostku yang cukup luas...

......anyone who have a love close to this knows what i'm saying.....
......anyone who wants a dream to come true knows how i'm feeling.....
......






Welcome February



Mengingat february itu seperti mengingat kamu...Semua...utuh...Bulan terpenting dalam kehidupanku...Mengingat embun pagi yang menetes di ujung duri rimbun pohon mawar,seperti begitu banyak hari yang telah kita bagi...Tujuh tahun...Hmm,tanpa terasa...DiSeptember 2006,masih ingat?...Aku berpacu melawan waktu,telat datang ke hari pertama belajar dikampus.Tingkat ketiga dan entah berapa belasan mungkin puluhan anak tangga aku naiki tergesa-gesa...Kalau saja aku tahu di dalam kelas dosennya belum ada,aku akan berjalan santai dari parkiran mobil.Yah,kampus itu...kampus dimana saat diparkiran mobil ketika jam kuliah usai aku pertama kali melihatmu.Tidak ada yang istimewa? pastinya..Aku saat itu masih punya kekasih di jakarta dan hari itu dia ada di kota kita..Salah satu alasan utamaku telat datang kekampus pastinya...Hari itu,aku gembira sekaligus sedih.Gembira karena kampus belajar hanya sebentar..Sedih karena harus mengantar (ex) pacarku ke bandara...Lantas apa hubungan September,Jakarta,kampus kita dan february?? Ahahahaaa....di satu february 2013 ini izinkan aku menceritakan puzzel-puzzel kenangan tujuh tahun kita....Semua bermula di September 2006...Tujuh tahun tidak terasa kita saling mengenal...Aku masih sering melihat guratan kekanak-kanakanmu,tapi justru itulah yang membuatku slalu dan slalu bertahan mendampingimu.Karena tanpa kau pernah bilang,sikapmu selalu membisikan kalimat "Bahwa kamu butuh aku"