Kamis, 21 Februari 2013

THE SAME TIME



Kamu tersenyum kepadaku...renyah...Aku menikmatinya dari seberang mejaku...Kamu mengaduk berkali-kali cangkir coklat itu,mengambil sedikit cairan didalamnya dan memasukannya didalam indra perasamu..tersenyum lagi dan membuka lebar koran yang tadi terlipat rapi.
Seporsi menu makan siang menghampirimu,tidak segera kau sambut gembira,tapi kau pandangi sejenak lalu kau hirup dalam-dalam aromanya yang terpancar dari sedikit asap yang mengepul disekitar mangkuk itu.
Kau mengambil sepasang sendok garpu dan meletakan koran tadi yang entah sudah sempat kau baca atau tidak? karena sepersekian detik setelah kau membuka koran itu hidangan sarapan pagi itu diantar oleh seorang perempuan muda berseragam putih biru kepadamu.
Engkau mendekatkan mangkuk itu kepadamu lebih dekat dari sebelumnya.Matamu mengerjap melihat isi didalam mangkuk.Mengambil satu botol berisi kecap dan menuangkannya ke dalam sendok di tanganmu.Tidak sampai memenuhi badan sendok.Lalu tanganmu terangkat sedikit lebih tinggi dan menuangkan kecap didalam sendok dengan gerakan memutar-mutar,kecap disendok pun tumpah kedalam mangkuk membentuk lingkaran.Lalu garpumu mulai menusuk kedalam mangkuk.gerakan memutar garpu yang cepat lalu kau angkat segulung mie yang memeluk garpu stainless yang kau pegang.
Pelan dan pasti kau masukan kedalam indra perasamu.Matamu sesaat terpejam menikmati cita rasanya ketika meledak-ledak kecil didalam mulut.lima...sepuluh...limabelas menit tepat,kau menyelesaikan porsi makan siangmu.Menyesap cairan didalam cangkir dan melambai kearah perempuan muda berseragam putih biru untuk memintanya mengisi gelas kecilmu dengan cairan bening diteko yang dipegang si perempuan.
Sedikit tersenyum dan berterimakasih,kamu menenggak habis cairan bening air putih itu dan melirik tagihan makan siang.Mengeluarkan dompet coklat dari saku celana kananmu dan mengeluarkan satu lembar uang.Tanpa menanti receh yang akan dikembalikan kasir kamu melangkah tergesa,setelah melirik sesaat kearloji tangan dan mengetik beberapa kali pada handphone touch screen yang kamu pegang.Tak lupa tangan kirimu memegang gulungan koran.
Pria itu,pria yang slalu muncul tepat pada pukul dua belas siang dan berlalu empat puluh lima menit berikutnya.Dari senin hingga jumat selalu menikmati menu yang sama,cairan di cangkir coklat dan porsi makan siang dimangkuk putih besar,serta satu gelas kecil cairan bening air putih.Tak pernah lupa menyisakan receh untuk para pembersih meja setelah dia tinggalkan dan itu membuat para pembersih meja akan berlomba untuk membersihkan bekas makan siangnya,karna selalu ada sisa uang receh yang bisa mereka gunakan untuk sekedar membeli satu liter bensin penyambung asap knalpot besok.
Dimeja nomor tujuh dia selalu duduk dan entah sebuah kebetulan atau telah dipersiapkan,meja itu selalu dalam keadaan kosong sekalipun dalam waktu lima menit sebelum dia datang.Dan dia selalu datang dalam cuaca apapun,ketika cuaca panas bahkan saat hujan mengguyur seperti siang ini.hanya saja ada satu tambahan ritualnya ketika datang saat hujan.Dia akan sesekali mengibaskan air yang menempel disela-sela rambut dan melipat lengan kemeja panjangnya.Aroma parfum yang sama ketika dia datang sudah bisa kunikmati ketika dia duduk di meja nomor tujuh.Meski aku sendiri menjadi pengamatnya dari meja nomor sembilan. 
Aku akan selalu datang besok untuk melihatmu lagi.Di waktu makan siang.Dimeja yang sama dan situasi yang sama,meski dengan musik-musik berbeda yang diputar oleh operator restaurant.Aku yang tidak pernah berani mendekat walaupun sekedar pidah kemeja nomor enam atau delapan.Aku yang menikmati saat kamu tersenyum sendiri,saat dahimu berkerut,saat matamu mengerjap,saat suaramu mengalun dan saat aroma parfummu menggelitik indra penciumanku.Dan satu hal yang luar biasa aku nikmati adalah senyummu untukku ketika datang dan meninggalkan meja nomor tujuh.Meski aku berharap,sekali waktu kamu akan menyinggahi mejaku dan mengajakku mengobrol dari empat puluh lima menit waktu yang kamu miliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar