Sabtu, 09 November 2013

Laki - laki (ku)

Laki - laki itu..
Ya, masih saja tentang laki - laki itu.
Diamnya, amarahnya, pedulinya, canda tawanya.

Kusebut dia laki - lakiku
yang padanya bulan menjadi lebih indah bercahaya
Pada gelap malam ketika bintang menggeliat manja

Kusebut dia laki - lakiku
yang pada setiap kecupannya, mampu menjadikan terang
yang pada setiap kecupannya, mampu menghadirkan tenang

Kusebut dia laki - lakiku
Seseorang yang pelukannya begitu berharga
dibandingkan sejuta kata serta kalimat yang sekitarku lontarkan

Kusebut dia laki - lakiku
yang impian dan harapan tentang masa depan
telah berani dan dengan gamblang dia paparkan dihadapanku

Ya, kusebut dia laki - lakiku
Kala tatapannya seolah bersuara dan meneriakan kalimat
Akulah, perempuan di dalam hidupnya


Rabu, 30 Oktober 2013

Jika kamu berkenan

Kamu yang hadir begitu cepat
Secepat bintang jatuh yang melesat 
Kamu yang datang dan pergi begitu mudah
Secepat kedipan mata yang tiada mampu untuk ditahan
Kamu...Anehnya aku kembali mengingatmu
Senyuman yang masih membayang
Dan tingkah konyol serta canda yang serasa enggan terbuang dari alam bawah sadar
Apa kabar?
Untuk bertanya itu saja aku tiada mampu.
Atau ego dan takut kamu merasa aku masih mengingatmu terlalu memaksaku bersikap acuh dan dingin padamu.
Yah, setidaknya kepalaku punya aturan baku.
Apa untungnya aku mengingatmu, yang belum tentu mengingatku.
Tapi perasaanku terlalu pemberontak
Tak bisa menaati peraturan yang sudah dibuat.
Dia masih saja menghadirkan rasa..yang enggan aku maknakan sebagai rindu.
Bila saja ada kebetulan yang terkabulkan
mungkinkah kita bisa bertemu lagi?
Di sebuah rumah makan yang pernah kita kunjungi.
Tidak, jangan khawatir. Aku sungguh tiada akan bicarakan tentang cinta atau rasa.
Aku hanya ingin mengamati caramu menghabiskan makanan yang kau pesan.
Itu saja, tidak lebih. mungkin bila kamu berkenan, bisa kau bonuskan aku sebuah senyuman.
Yah..itu pun jika kamu berkenan...


Seruputan Kopi


Hai cinta..
Hari ini sepertinya kopimu terlalu kebanyakan gula
Apakah pahit candunya masih terasa?

Hai cinta..
Berdiamlah lama-lama, dalam ruang hati yang hangat
Berdongenglah lebih kerap, agar mata mudah terlelap

Hai cinta..
Keringkah peluh yang terlewatkan aku usap
Diantara butiran harap akan masa depan yang jauh lebih berkilap

Hai cinta..
Mungkin saat ini terasa berat
Kala setiap kata pisah mesti terucap
Namun, percaya saja
Kamu akan selalu disini, ya disini!
(Seruku kuat-kuat, seraya menunjuk kepala dan hati)
Ahh..betapa ingin kau kudekap, disela-sela seruputan kopi yang mulai hangat


Sabtu, 26 Oktober 2013

Karena Cinta ada disini

Karena Cinta ada disini..
Bukan dimana-mana
Lalu mengapa masih mencari-cari?

Karena Cinta ada disini..
Bukan sembunyi atau mencoba berlari
Lalu mengapa kau masih mencari
dan mengejar-ngejar yang tak pasti?

Karena Cinta ada disini..
Di tiap kali ada telinga yang menjadi pendengar setia
Di semua usapan yang membantu mengusap air mata yang kau jatuhkan
Di semua tawa yang ikut tertawa bersama kebahagiaan yang kau ceritakan
Di segenap pelukan yang terbuka lebar untuk membasuh di tiap kesedihanmu

Ya..Itu semua hanya karena satu alasan
Karena Cinta, karena Cinta itu ada sisini
Cobalah rasakan sekali saja dengan hati yang kau punyai.


Kau tahu Sayang?


Kau tahu sayang..
Kau adalah alasan tabungan rindu selalu bertambah saldonya.

Kau tahu sayang..
Kau adalah tulisan yang ejaannya selalu kusempurnakan sebelum kau baca.

Kau tahu sayang..
Kau adalah dunia kecil yang pergantian cuaca hati selalu menjadi satu kekhawatiran.

Kau tahu sayang..
Kau adalah partikel yang membuat urat syaraf ini menyadari pentingnya berdoa.

Kau tahu sayang..
Kau adalah gravitasi hebat yang membuat aku selalu berarah tepat pada rotasimu.

Kau tahu sayang..
Kau adalah pujangga hebat yang mampu membuat sang dungu ini mampu berkata dan mendayu.


Cinta dengan titik


Bisikan dari sang bisikan busuk

Mengapa CINTA membuatku mencintaimu,
Ketika pada saat yang sama
Kau mencintai orang yang bukan aku?

Ketika telah membuka hati,
Aku pun harus bersiap untuk kehilangan lagi,
Apakah setelah cinta memang harus selalu ada 
Air mata dan luka hati?

Kalau begitu
Bagaimana jika kita bicarakan satu hal saja,
CINTA
Tanpa ada hal lain lagi setelahnya
Kita lihat kemana arahnya bermuara.

Note : Dari "CINTA." (Baca: Cinta dengan titik)


Beranikah?

Cinta pun tak mampu berbuat banyak,
bagi kita yang terlupa bagaimana cara akrab.

Cinta meminta begitu banyak,
melebihi apa yang sanggup kita perbuat, bagi cinta itu sendiri.

Lupa, ya kita mencoba untuk saling lupa,
namun pertemuan layaknya takdir yang tak terelakan.

Hentikan langkah untuk sejenak,
menatap langit-langit kenangan masa dulu.
Tempat lukisan tawa pernah begitu penuh
Tempat lukisan rasa meluap utuh
Beranikah sebentar saja, kita saling berjabat tangan?
Beranikah?