Rabu, 03 Juni 2015

Ketika Itu...

Aku mengenalmu bertahun lalu,
rasanya lebih dari itu,
aku merasa sudah teramat lama 
mengenalmu.

Entah dibagian dunia sebelah mana
kamu pernah meninggalkan
pasangan jiwamu ini,
dan entah pula dibagian waktu yang mana.

Namun rasanya
kini aku menemukanmu
aku mengenalimu
sebagai pasangan yang jiwaku miliki.

Aku menyukai senyummu,
bahkan airmata yang pernah tertumpah
dari sudut matamu.

Cinta ini teralu besar untukmu,
dan aku mencintaimu
karena Tuhanku.
Terimakasih telah mengetuk pintu hatiku
ketika itu.

Sesederhana Itulah Perjalanan Ini.

Kisah ini,
aku sebut ini adalah sebuah perjalanan,
Menikmati manis pahit dalam pandangan,
menikmati jatuh bangun dalam langkah.

Bukankah cinta itu seperti ini?
Memilih mendengar justru ketika 
sangat ingin berucap.
Memilih tersenyum ketika 
rasanya sudah ingin meledak.

Sebab siapa yang Tuhan pilihkan dan hadirkan untuk mendampingi perjalanan ini 
bukanlah selalu semata-mata seseorang 
yang kita inginkan dalam kesempurnaannya.

Dia mungkin akan jauh lebih tidak sempurna
 dibandingkan harapan-harapan kita.
Tapi percayalah, Tuhan tidak pernah salah atau khilaf.
Tuhan tahu sosok seperti apa yang kita butuhkan,
meski tak serta merta semuanya sesuai mimpi kita
tentang sosok yang sempurna dan ideal.
Karena ternyata, lebih dari itu semua,
dia yang dikirimkan Tuhan untuk bergandeng tangan
menyusuri perjalanan panjang bersama kita,
adalah sosok yang mampu menghadapi kita,
sosok yang mampu menerima kita apa adanya
dan tentu saja dalam ketidak sempurnaan yang kita punya.

Karena dari itu, saat lelah untuk bergenggam tangan,
boleh sekali waktu kau lepaskan.
Bukan untuk pergi, bukan untuk berlari,
apalagi mencari jemari lain lagi.
Tetapi untuk memindahkan tanganmu
tidak lagi hanya bertaut di jemari,
tetapi sesekali bisa melingkar dipundak sebagai sahabat,
tetapi sesekali bisa mendekap tubuhnya dipelukan sebagai kekasih
dan...sekali lagi kamu bisa kembali menggengam jemarinya dengan erat,
saat dia butuh penguat dan dikuatkan.

Sesederhana itulah perjalan ini, cinta.
I love you, always.


Senin, 27 April 2015

Mungkin Bukan Tentang Kita.

Aku memandangi satu persatu foto
Yang mungkin bercerita lebih banyak
dari hal-hal yang mampu kepala kita ingat.

Ada tawa yang lepas disana,
namun aku lupa, apakah saat itu benar-benar
aku bahagia?

Pernah aku berpikir untuk melepaskanmu,
memberikanmu kisah dan lembaran baru.
Tapi sungguh entah mengapa,
kamu tiada pernah membawa pergi kisah itu dan mengambil lembaran baru itu untuk benar-benar kau nikmati sendirian.

Ingin rasanya jadi pembaca hati dan pikiran
untuk satu kali dua puluh empat jam saja.
Sehingga aku tahu, masih ada hal layak untuk diperjuangkan.


Note : Tadi banyak menemui orang berpasang-pasangan disebuah tempat keramaian.
Mungkin tulisan ini bukan tentang kita.



Minggu, 26 April 2015

Sejak Awal

Pada tiap kegembiraan yang kita jalani didua tempat
Pada keyakinan bahwa kita baik-baik saja.
Kita masih meletakan mimpi kita.
Pada satu singgasana
yang sama.
Cinta.


Tuan.
Pada tiap diam,
Pada tiap sikap masing-masing kita.
Terbangunlah dua dunia, yang semuanya adalah
Milik kita namun hanya meletakan kita pada salah satunya saja.


Kamu dan aku sama-sama sangat tahu.
Apa yang telah kita korbankan untuk berjuang.
Kamu tahu aku punya impian yang begitu besar,
yang kepak-kepak sayapnya begitu teramat kuat untuk dihalang.

dari kejauhan ini,
ada doa yang tetap masih sama.
Tetap ditujukan untuk nama yang sama.
"Kamu, tuan yang telah mencuri hatiku sejak awal pertemuan"

Minggu, 19 April 2015

Aku Rindu, Kamu?




Kiriman rindu darimukah yang tadi pagi mengetuk jendela mataku?
Sehingga dengan tergesa aku mengakhiri pertemuan kita dialam mimpiku.
Ahh..lagi-lagi rindumu terlambat tersaji.
Hari ini dia datang dengan tawar dan dingin lagi.

Kita telah berjalan melewati hari-hari,
menandai setiap perjalanan dengan remah keringat dan air mata.
Agar kita tidak pernah lupa, bahwa pulang adalah satu kata pasti.
Dimana ada secangkir hangat peluk dan seporsi manis tatap mata.

Aku rindu, kamu?


Selasa, 14 April 2015

Tuhan Yang Kusayangi.

Tuhan yang kusayangi,
Terimakasih tetap menjagaku hingga saat ini.
Terimakasih tetap melimpahiku dengan sejuta nikmat, sehat dan rezeki-Mu.

Tuhan yang kusayangi.
Aku mungkin anak manja dihadapan-Mu.
Yang sering kali membuat ulah dan kembali merengek meminta pengampunan-Mu.

Sungguh tiada daya aku tanpa-Mu.
Tiada kekuatan tanpa kasih-Mu.
Tiada kehebatan tanpa bantuan-Mu.

Ampuni aku atas dosa yang pernah aku pikirkan, aku lakukan & seringkali tak jarang kemungkinan besar aku ulang.


Sabtu, 04 April 2015

Termasuk Kesetiaan.

Dulu sekali, pernah ada yang berbicara padaku.
"Orang berpasangan itu berbeda dengan orang yang tidak memiliki pasangan"

Lalu kemudian dia berkata kembali,
"Pasangan kita pasti merasakan, jika pada diri kita ada yang berubah"

Waktu itu aku tidak semengerti sekarang saat dia kembali berkata,
"Kita bisa bilang tidak ada apa-apa, tapi pasangan kita pasti merasa jika ada apa-apa."
"Dan pasangan kita pasti akan tahu jika ada yang berubah dari kita, termasuk kesetiaan."


Note :  Berdamai dengan hati, yang acap kali merasa jika semua tidak lagi sama.