Senin, 02 September 2013

Dongeng kehidupan.

"Tidak cukup waktu untuk berlama-lama disini", katamu.
"Bukankah kita baru sejenak disini?" tanyaku.
Kamu tersenyum, menatapu dan kembali membuang jauh pandanganmu.

"Kita telah menyebrangi ribuan tahun untuk bisa menikmati hari ini" nada berat terdengar, begitu kalimat itu terlontar dari bibirmu.
"Ya, lantas kenapa tidak kita nikmati saja hari ini?" aku masih mencoba membujukmu.


"Kita telah melawan takdir, kita telah mengibarkan bendera perang!" tarikan napas panjang menjadi irama diantara intonasi suaramu.
"Tapi kita saling, cinta." aku berusaha mengingatkannya kembali, mengapa sampai pertemuan ini bisa terjadi.
"Meskipun...." aku terdiam, dia terdiam. Lalu kami saling berpelukan. Mengisyaratkan pada langit dan bumi, bahwa cinta kami bukanlah barang haram untuk dipersatukan.

Note : Kala dua insan berbeda berusaha menyatukan perasaan yang mereka sembah-sembah layaknya berhala. Kala Dewa mencintai manusia, yang dianggap berbeda kasta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar