Sabtu, 03 Agustus 2013

Berdebat (Lagi..?)


Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, 
maka jadilah penulis
(Imam Al-Ghazali)

Menulis adalah salah satu cara keberadaan kita bisa dianggap ada
Menulis juga merupakan cara mengeluarkan racun-racun jahat dalam tubuh
menulis juga bisa mengendalikan luapan emosi ketika kita bahagia, marah, sedih, dsb.

Akhir-akhir ini perasaan susah di kontrol.
Agak sedikit bingung, mengingat usia udah ga' lagi remaja.
Tua-tua banget sich belum ya, hehehee...

Kadang susah mau cerita, karena belum tentu yang diajak cerita bisa ngerti
kalau buat mengerti aja udah kesusahan, gimana mau ngasih saran?
Kalau, cuma didengerin doang. mending bicara ama tembok
Atau....yah, salah satunya lewat tulisan.

Dulu pernah ada yang saranin,
kalau sebel, jengkel, kesel dll..tulis perasaan di selembar kertas,
well...abis itu sobek-sobek, remas-remas, terus ngikutin gayanya slam dunk 
lempar deh ke tong sampah, beres!!

Apa iya??
Sekarang rasanya jauh dari teori itu dech...
More complicated..
Maunya dibikin simpel, tapi sekali lagi. Kehidupan terkadang susah diajak simpel

Kadang pengen ngoceh aja, ajak diri sendiri bicara.
tapi, ya gitulah...
Namanya juga ngobrol ama diri sendiri.
kadang apa yang dicurhatin sama yang dinasehatin jadi senasib
Sama-sama ga' jelas.

well, minimal setelah buang uneg-uneg bisa sedikit tenang dan lega
Mungkin saatnya berbicara kepada Tuhan jauh lebih sering
Agar Tuhan bisa menjawabnya, segala pertanyaan dan uneg-uneg
Lewat segala hal, tinggal mengasah nurani aja. bisa jauh lebih peka atau nggak


Note : Saat tahu kalau cinta itu masih begitu kuat.
Saat menyadari walaupun tidak menyerukan pada semesta
Cinta tetap cinta, apapun latar belakangnya dan alasannya jatuh cinta
Hal ini tetap jadi sesuatu yang menyenangkan.
Meski terkadang membosankan dan melukai..
Love you..Kamu.. yang lagi ngumpet di bawah selimut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar