Sabtu, 03 Agustus 2013

You were always on my mind

Masih sama seperti bulan lalu. Bunga mawar yang kuncup telah bermekaran. Udara yang tidak terlalu sejuk, namun juga tidak lagi menyengat oleh sinar matahari.

Aku sengaja duduk nditepian danau yang jernih. Cukup mencengangkan, sebuah kota yang padat oleh hiruk pikuk arus globalisasi masih memiliki surga kecil di tengah-tengahnya.

Setidaknya tempat ini menjadi surga kecil buatku, dimana ada kicuan riuh burung tiap pagi dan menjelang sore seperti saat ini. Ada aroma alami mawar yang bermekaran, gemericik air saat kakiku menari liar dipermukaan sang danau.

Aku terdiam sesaat, alunan suara merdu dentingan piano memenuhi ruang dengarku sejak tadi. Sesekali aku memejamkan mata. Katanya bila kita mau melihat orang yang kita rindukan, cukup memejamkan mata. Ah, ya.. aku merindunya. Rindu tawa atau saat diam-diam bersamanya.

Dia mengatakan, ingin melepasku. Dia mengatakan aku bisa meninggalkannya kapan pun.
Entah mengapa dia harus berujar seperti itu. Bagiku, setiap perkataannya adalah sesuatu yang berharga, sehingga aku sering mencermati satu persatu isi kalimatnya dan mengingatnya dihati.
Sementara bagi dia, kalimat-kalimat yang terkadang dia ucapkan adalah hal kosong, hal main-main yang bisa saja mungkin lelucon konyol.

Tanganku menari lincah di sebuah buku tebal bersampul jingga.
Kecamuk pikiran yang ingin menyeringai memaksa tulisan terlontar bagai terbahak-bahak dan menertawakan diriku sendiri pada akhirnya.

....Sore agustus... ( awalku menulis di lembarnya)

Dia (laki-lakiku)...Aku membenci asap rokok sampai ketika dia yang menghembuskannya, aku bisa sedikit demi sedikit menerima kepulan asap itu. Meski tetap saja tidak menyukainya, tidak pernah bisa benar-benar suka seperti aku menyukainya.

Dia (laki-lakiku)...Aku memimpikan tinggal bersamanya, selama apapun dia bertahan dibumi yang kejam ini. Selama apapun cara pikir kontroversialnya membekukan seluruh isi dunia...Aku bisa menerimanya, keego-annya yang selalu dia katakan telah ditumbangkan hampir sebagian besar untuk mengalah terhadapku.

Dia (laki-lakiku)...Aku terkadang ingin berlari jauh darinya. Tapi, bukankah mustahil menjauh dari diri sendiri. Bahkan bayang-bayang pun akan selalu mengiring..hingga malam menghadirkan kesunyian untuk menghentikan sejenak perjalanan, aku merindukan lengan itu untuk dijadikan alas kepalaku yang letih. Aku merindukan pelukan nya untuk menyelimutiku...dan aku merindukan senandungnya yang selalu mengkidungkan kalimat sayangnya terhadapku, berulang-ulang hingga aku terlelap.

Dimana Dia? (laki-lakiku) ... 


***********

Gerimis perlahan turun, mengusirku secara paksa untuk meninggalkan danau ini.
Setengah berlari menuju mobil, aku mencoba menyelamatkan buku jinggaku

Denting piano pun berganti suara lembut Ryan adams
......Tell me, tell me that your......
.....Sweet love hasn't died.....
.....And give me, give me one more chance.....
......To keep you satisfied, satisfied.....
.....Little things I should have said and done.....
....you were always on my mind...


                                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar