Minggu, 07 Juli 2013

Kopi dalam dua cangkir....

Telah kusiapkan dua cangkir kopi, untukmu dan untukku...
Karena hanya cairan pekat itu yang sanggup menahanmu duduk sedikit lama di dekatku...
Bodohnya lagi, kopi itu berada dalam cangkir yang mungkin hanya mampu membuatmu berdiam dihadapanku dalam hitungan sepuluh atau lima belas menit saja...
Sedangkan aku dan kebiasaanku, akan pasti membuang lima sampai tujuh menit dengan cuma-cuma, karena lidah terlalu kelu untuk membuka rangkaian kata yang telah diketik rapi oleh otak dan di susun per-alenia oleh hati...

Untungnya aku punya satu cangkir lagi, aku berjanji, kopi itu tidak akan aku sesap
Aku jadikan dia sebagai amunisi tambahan waktu, jika kopimu haya bersisa ampas
Maka jangan terkejut jika aku tukar cangkirmu dengan cangkir milikku...

Tuan, aku bukan orang yang bisa tiba-tiba mengatakan sesuatu yang sangat ingin aku katakan.
Apalagi jika itu sungguh benar menyangkut apa yang aku rasakan dan aku inginkan...

Tuan, aku telah dibiasakan, melupakan apa keinginanku, apa kemauanku...
Jika keinginan dan kemauan itu akan membuat orang lain tidak suka, tidak setuju atau terganggu...

Tuan, mengapa terburu-buru menandaskan isi cangkir kopimu?
Apakah duduk mu bisa pindah kesampingku...
Aku rindu bahu itu, aku rindu dada itu...Aku ingin bersandar disitu...
Semoga itu cukup akan mampu mewakili, jutaan kalimat-kalimat yang ingin aku ucap...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar