Jumat, 05 Juli 2013

Potongan Hujan


Dan padanyalah aku ceritakan tentang kalimat senja
Merapuhnya keangkuhan hati pada siluet cinta yang memanjati hati dengan tiba-tiba...
.....

Mataku mencoba menangkap setiap bayangan yang melesat begitu cepat.
"Hujan...Yah, hujan bulan ini kenapa banyak sekali ya?"
Aku melirik dia yang sibuk mengibaskan air yang menempel pada helaian rambutnya yang tadinya berdiri bagai bulu landak namun seketika rata dan lepek oleh percikan air mata langit.

"Nich, nanti masuk angin!"
Sebuah jaket dari dalam jok sepeda motor dia ulurkan padaku.
Aku hanya memandanginya dan berpikir keras, untuk mengingat-ingat. Kira-kira berapa lama usia jaket itu sudah menginap di dalam jok motor. Yang pastinya tidak mungkin kurang dari jumlah tiga puluh hari... Aku meraihnya dan mencoba mencari aroma apek yang semestinya melekat.

"Itu baru di cuci kemaren. Cuma karena aku males ribet harus pegang, aku masukin ke dalam jok motor. Lagi pula aku nggak bakalan tega lihat kamu gatel-gatel, panuan apalagi sampai kurapan. Hanya gara-gara pakai jaket dari zaman penjajahan yang lupa aku masukan ke laundry."
(Suara tawa memecah dari bibirnya)


Note : Sedikit Potongan Hujan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar