Selasa, 30 Juli 2013

Rapalan Memory


Kamu ingat; saat aku memintamu duduk berdampingan?
Bukan di halaman atau taman yang berbunga 
Bukan pula duduk diatas kursi kayu dibawah pohon yang rindang
Tentu saja tanpa ada kupu-kupu maupun kicauan burung

Kamu ingat saat tembok putih di kamar berukuran empat kali enam meter itu menjadi tempat kita bersandar?
Aku ingat...Aku menyandarkan kepalaku di bahumu, lalu tanganmu melingkar dibahuku
Aku menyandarkan tubuhku di sebagian tubuhmu, nyaman sekali rasanya.
Lalu kita berbicara.

Ada beberapa kalimat yang kamu ucapkan, beberapa diantaranya tentang masa depan.
Mata kita menatap tepat di warna-warni kertas kado yang terpasang pada pintu kaca balkon kamar
Pemandangan indah tentu saja satu-satunya dari ruangan tersebut. masih ingat saat kita memasangnya?
Sambil tertawa dan bergantian menempelkan lakban ke setiap bagian-bagiannya.

Kamu bilang, jika kita sedikit lebih lama lagi di ruangan itu.
Bukan tidak mungkin akan menjadikannya sebuah hunian yang nyaman.
Ingat lantai dingin tempat kita berbagi nasi hangat dan hidangan di setiap siang?
Makan sampai perut terasa kenyang, dan kamu selalu bilang, masakanku kelewat banyak.
Aku senang kamu menikmatinya, meski tidak pernah memuji masakanku enak. 
Setidaknya aku bisa tahu dari cara kamu menyuapkannya kedalam mulut.

Lalu apa kamu ingat, setiap kali pintu kamar kamu buka.
Dan kamu berujar; "honey, I am home"
Ada secercah rasa bahagia dan pujian doa terlantunkan
Semoga saja kelak di depan saja, kita akan benar-benar pulang.
Pulang pada rumah yang sama, berbagi bergelas-gelas kopi yang tidak pernah lupa kau seduhkan.

Aku rindu pada setiap tempat ketika kita diperkenankan Tuhan untuk bertemu dan bersama.
Karena bagiku, semua tempat itu adalah rumah...Dan setiap rumah itu ada kamu, satu-satunya yang paling aku rindukan...Selamat memejam sayang...Mimpi indah...Love you...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar