Selasa, 25 Juni 2013

Kepada Angin...

Kepada angin yang diam-diam aku menitip sebongkah cerita...
Masih saja sang angin mampu setia, berdesir mengelilingiku dengan ambigunya...
Aku punya cerita tentang dia, yang hadir tak cukup lama...

Dia bertanya, dimalam itu.

"Mengapa manusia tak bisa bertahan dalam jangka lama ketika bersendirian
tanpa pasangan?"

Aku tak serta merta menjawab, tentu saja.
Pertanyaan yang mungkin sederhana, namun menjawabnya membutuhkan tenaga ekstra...

"Kalau bisa berpasangan, kenapa harus sendirian?"

Dia tersenyum mendengar jawabku, saat itu.

"Jadi berpasangan itu, hanya untuk mengenapkan artinya, seperti yang tertera di kamus besar bahasa Indonesia ya?"

Ganti aku yang kebingungan. Apa hubungan sang kamus dengan pernyataanku?

"Lantas menurutmu, bagaimana?"

Dia tersenyum memandangku dan berkata

"Jika berpasangan hanya untuk penggenapan agar tak bersendirian (kesepian), maka lebih baik berpikirlah lagi, dua kali."

Aku mencoba memahami kata-katanya, sambil memainkan segelas panas coklat pekat

"Kebanyakan orang memilih berpasangan, hanya agar mendapatkan pengakuan bahwasanya hidupnya sempurna."

"Kebanyakan orang hanya mengambil keputusan sesaat sebelum benar-benar mengenal siapa yang akan menemaniya siang dan malam hingga akhir hayat."

"Dan...kebanyakan orang akan menyesalinya dikemudian hari. Lantas menyalahkan makna kata 'Jodoh'...."

"Dan...Semoga kamu tidak menjadi dari kebanyakan orang-orang yang memang banyak itu."

Segurat senyum dan tatapan tajamnya menghujam aku. Aku hanya berbalik menatapnya dan membalas senyumnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar