Minggu, 02 Juni 2013

The Soul of a writing

Apa yang kuingat tentang Juni?
Semoga ingatan yang belum rapuh ini masih cukup jernih untuk mengingat masa lalu
(hehehe, aku membasahi hati dengan tawa)

Aku ingin bercerita tentang seseorang, 
Dia tidak pandai membuat tulisan-tulisan indah, puisi, cerpen dsb... Namun dari dia aku memperoleh inspirasi untuk setidaknya membuat penaku bernyanyi di tangga lagu kertas putih...

Dia sering duduk disampingku di bangku sekolah yang menjadi salah satu tempat favoritku untuk menghabiskan waktu membaca berbagai buku-buku tebal... Tak jarang benar-benar aku acuhkan dan kemudian bel sekolah berbunyi, lalu hanya seulas senyuman yang aku lemparkan sebelum meninggalkan bangku yang dia juga ikut dia tinggalkan, benar-benar aneh bukan?...

Tapi di waktu lain, aku meletakkan buku dipangkuan dan menoleh kearahnya,
dia menatapku dan tersenyum...Ada satu percakapan dengannya yang pernah tak pernah bisa aku lupa, dia pernah  bilang, "Jika tidak keberatan, mau nggak kamu bersuara sedikit nyaring saat membaca buku-buku yang tiap kali kau pegang ketika aku duduk disini?"

Hah?! aku sedikit kebingungan. "Kenapa?"

"Aku hanya ingin mendengar apa yang kamu baca"

"Buat apa?. Ketika kamu datang mungkin saja aku sudah membaca halaman pertengahan. Apa kamu nggak akan kebingungan?"

"Ya, kalau begitu baca saja ulang dari awal."

Amit-amit ini orang, yang bener aja. Kalau aku sudah sampai halaman terakhir pas dia datang gimana?. Masa aku harus mengulang dari awal?.

"Aku kasih pinjam aja, gimana?. Kamu boleh bawa pulang dan nanti kalau sudah selesai kamu boleh kembalikan." aku menawarinya.

"Aku nggak suka baca buku."

Ya, Tuhan... Makin aneh aja ini orang. "Ya kalau begitu kamu pasti nggak bakalan tertarik dengan isi buku ini, sekalipun aku bacakan buat kamu."

Dia tersenyum, lalu dia menuliskan sebuah kalimat pada buku yang aku geletakan sedari tadi karena meladeni dia berbicara. Aku hampir saja melarangnya mencoret bukuku. Jujur saja aku begitu sayang terhadap buku-buku yang aku beli, tapi kali ini aku mengalah dan membiarkannya.

Sampai sekarang tulisan itu masih ada dan aku simpan, isi tulisan itu adalah...

"Manusia itu akan sadar dirinya hidup apabila ada yang mengajaknya berbicara dan ada yang mau mendengar dia berbicara...."

Note : Buat seorang sahabat, dari kamulah aku mulai belajar 
bahwa perduli itu menyenangkan.
Aku mulai jarang membaca buku di tempat-tempat umum, 
aku hanya membaca buku apabila aku benar-benar sendirian.... 
Dari kamu aku belajar, lebih banyak mengajak orang lain berbicara 
dan lebih banyak bersedia mendengarkan... 
Walau pun tidak mampu memberi solusi, setidaknya itu cukup membantu
 orang yang ingin didengar keluh kesahnya, dan dari situlah pulalah 
aku memulai kebiasaan menulis,
 karena aku tahu tidak semua yang diceritakan orang
 boleh aku ceritakan kepada orang lain karena itu adalah sebuah kepercayaan...
 Namun, jika menceritakannya melalui tulisan,
 aku yakin dan percaya, hal itu akan membuat tulisanku bernyawa...
Thank You for Someone...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar