Senin, 29 April 2013

A Lantern

Bahwasanya lentera ada pada semua jiwa.
kita cuma suka alpa menyalakannya
by Djenar Maesa Ayu
***
Yah...kira-kira memang begitu adanya...Sebuah bingkisan serinai sunyi yang dipaketkan oleh masa lalu telah sampai diantar oleh pak pos bernama angin, kepadaku, pagi ini...

Helai demi helainya mampu menerbangkanku,
mampu menenggelamkanku ke samudera terdalam, mampu melambungkan mimpi dan terjun bebas ketika kembali terjaga

Tiba-tiba saja sebuah cahaya dari angkasa melesat melintasi tebalnya bima sakti.
sebuah bintang jatuhkah itu? tanyaku,
"Lekaslah memohon sesuatu!" sebuah bisikan samar memerintah pelan di telinga...

Namun aku tak kunjung mampu meminta apapun di hatiku, bahkan untuk sekedar berbisik saja.
Aku mengejar arah jatuh sang bintang, berharap menemukan kepingan cahaya untuk aku jadikan lentera hatiku yang padam oleh serangkaian ego, napsu, dusta, dan sebuket harapan yang berpita

Sebuah lingkaran besar menghisap tubuhku masuk kedalamnya, ke sebuah ruang benderang yang teramat indah untuk dijabarkan dengan kalimat-kalimat surga, kesebuah situasi yang sungguh aku damai berada didalamnya, dan sebuah sketsa bayang 'mu' di kejauhan mengusik penglihatanku..
Dan gaung bisikan berkata, "Rebut kesempatan ini, semampumu."....

Mengapa segalanya bisa begitu indah? kau kah yang kumimpikan bertahun ini? kau kah 'Sang' retakan hati, yang bisa membuat hatiku ini menjadi utuh kembali? aku mencoba mengenalimu, perlahan-lahan, mendekat, memikat, menyentuh, melumat habis kesendirianku yang sebenarnya hanya butuh sesuatu, yang mau seseorang mengerti...mendengar dan menyelaminya...
Dan apakah itu berwujud seorang kamu? Entahlah...

Tiba-tiba saja gemerincing lonceng malaikat menggema syahdu, seperti ketika aku merapal satu persatu isi mazmur itu...seperti ketika aku begitu terhipnotis oleh butiran rosario...seperti ketika seluruh tubuh hanya mampu bersimpuh di kaki-kaki kasih tuhan...aku menyerah..
Maukah kau disini agar aku tak lebih parah? agar aku tak lebih patah?

Note : "Aku dan setiap jengkal harapku....yang berdansa dengan sebuah lagu yang berhasil mengobrak-abrik ruang perasaan -- 'Without you' by Harry Nilsson --

 tidak pernah tahu bagaimana bisa, seorang kamu yang mungkin telah merecap
 hampir setengah dimensiku di izinkan tuhan untuk menjejeri langkahku...
Di antara setiap canda bodoh, konyol dan terkadang hitam yang kau miliki itu,
 aku bisa melihat, ada sebuah hati yang begitu kasih disana, 
sebuah rindang yang bisa aku pinjam untuk berteduh, sebuah kuil tempatku menghentikan peluh, 

maukah kau meminjamkannya padaku? maukah kau mengizinkan aku turut ikut, 
pada setiap langkahmu yang masih menjejaki bumi? maukah kau menjadikanku pemilik setelah itu? pemilikmu dan segala indah yang aku bisa lihat darimu,
 yang mungkin tidak pernah mampu orang lain lihat dan sentuh darimu? Karena, sungguh,
  kau telah melihat apa yang orang lain juga tak mampu lihat  dan sentuh dariku..

"I love you my future"...

 maukah kau berkencan denganku....maukah kau beri aku waktumu...
Datanglah tepat waktu sayang, pada jam merindu, pada hari dimana kita akan bersatu dan pada sebuah tempat yang aku sebut "Masa Depan"
 datanglah, bersama seribu lentera yang menyala terang, agar semua orang 
bisa melihat kita berpelukan dan berbagi sedikit kecupan....
maukah kamu, berjanji, untuk datang??


Tidak ada komentar:

Posting Komentar