Kamis, 25 April 2013

AKU MENCINTAIMU....


Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya. Lekat-lekat. Nanar. Gadis itu terlalu belia. Baru saja mekar. Ini bukan persekutuan yang mudah. Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya. Sebentar kemudian dia pun berkata, "Kamu kaget melihat semua ubanku? Percayalah! Hanya kebaikan yang akan kau temui disini." Itulah kalimat pertama Utsman bin Affan ketika menyambut istri terakhirnya di Syam, Naila. Selanjutnya adalah bukti.....

Sebab cinta adalah kata lain dari memberi....Sebab memberi adalah pekerjaan....Sebab pekerjaan cinta berputar dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi itu berat.... Sebab pekerjaan itu harus ditunaikan dalam waktu lama....Sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh....maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat akan mengatakan, "AKU MENCINTAIMU", Kepada siapapun!!...Karena itu adalah keputusan besar. Ada taruhan kepribadian disitu...

"AKU MENCINTAIMU", adalah ungkapan lain dari, "Aku ingin memberimu sesuatu." -- "Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kau butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia" -- "Aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin" -- "Aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku, proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang kulakukan padamu" -- "Aku juga akan melindungi dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu dan proses pertumbuhan itu..."

Taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita. Sekali kamu mengatakan kepada seseorang, " AKU MENCINTAIMU", kamu harus membuktikan ucapan itu...Itu deklarasi jiwa, bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi -- kesiapan dan kemampuan berkorban -- kesiapan dan kemampuan melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat, dan melindungi.....

Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap..Tidak ada cinta tanpa kepercayaan.... Jalan hidup kita biasanya tidak linier, tidak juga seterusnya pendakian atau pun penurunan...KArena itu konteks dimana pekerjaan-pekerjaan cinta dilakukan tidak selalu kondusif secara emosional. Tapi disitulah tantangannya: membuktikan ketulusan ditengah-tengah situasi yang sulit. Disitu konsistensi diuji, disitu juga integritas terbukti. Sebab mereka yang mengejawantahkan cinta di tengah situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalam situasi yang longgar..

Mereka yang dicintai dengan cara begitu, biasanya merasakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh....Bahagia sebahagia-bahagianya....Puas sepuas-puasnya. Sampai tak ada tempat lagi bagi yang lain. Bahkan setelah sang pencinta mati...Begitulah Naila... Utsman telah memenuhi seluruh jiwanya dengan cinta. Maka ia memutuskan untuk tidak menikah lagi setelah suaminya terbunuh. Ia bahkan merusak wajahnya untuk menolak semua pelamar...Tak ada yang dapat mencintainya sehebat Utsman bin Affan


note : terimakasih sobat Anis Matta....Cerita diangkat dari nama pemuka ajaran Islam -- zaman kenabian sebelum masehi...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar