Minggu, 21 April 2013

KARTINI 1879 vs KARTINI 2013...

....ibu kita Kartini, puteri sejati, puteri Indonesia, harum namanya....ibu kita Kartini, pendekar bangsa, pendekar kaumnya, untuk merdeka....wahai ibu kita kartini, puteri yang mulia, sungguh besar cita-citanya, bagi Indonesia...

sebuah lirik lagu yang mengenang bahwa di Indonesia pernah ada seorang perempuan hebat yang mampu dikenang oleh dunia sebagai pembela harkat dan martabat kaum perempuan....

Kesetaraan kesempatan boleh dibilang sangat terbatas pada zaman beliau hidup, namun dengan tekadnya untuk membuka mata dunia, tentang kesamaan derajat perempuan dan laki-laki dalam hal mengenyam pendidikan, bekerja, berkarya, berorasi, dsb. Membuat kita (kaum perempuan) bisa manikmati kesetaraan dengan kaum laki-laki....saya tidak akan membahas perjalanan sejarah beliau dengan terlalu detail atau perjuangan beliau yang berjuang tanpa angkat senjata seperti Cut Nyak Dien atau Cut Meutia....Tapi saya akan mencoba membahas mengenai keberanian beliau menggoreskan pikiran-pikiran yang bersenjatakan pena, untuk membuka mata dunia, bahwa kita (Indonesia) perlu wanita-wanita cerdas...Karena tanpa wanita cerdas, kita tidak bisa berharap mendapatkan generasi bangsa yang cerdas pula...

Ada yang bilang, merayakan hari Kartini, tanpa pernah membaca goresan tangannya adalah Gelap dan meraba-raba...Kartini banyak menulis surat kepada beberapa sahabatnya, salah satunya yang menarik perhatian saya adalah gagasannya yang intelektual tentang kebebasan beragama....

"Agama harus menjaga kita kita dari perbuatan dosa, tetapi berapa banyak dosa yang diperbuat orang atas nama agama" ----> Sebaris kalimat dalam suratnya yang ditujukan kepada StellaZeehendelaar ; 19 Agustus 1899

Saya tertegun sesaat, membacanya berulang kali...ada intuisi yang ingin meledak namun seperti tersumbat, agama bukanlah warisan ibu bapak...benar? Pengamatan awam saya sering menangkap fenomena tersebut... Fenomena dimana, agama orang tua otomatis menjadi agama sang anak...Bahkan tak jarang pernyataan tentang 'Harus memeluk' agama yang sama itu otomatis diturunkan tanpa permisi dan menghargai hak asasi sang anak...Saya tidak ingin mengomentari lebih dalam lagi, namun saya juga kerap melihat banyaknya orang yang mengatas namakan agama, lantas membenarkan tindakannya...tanpa perduli lagi bahwa agama lain yang dianut oleh orang lain juga memiliki aturan yang sama, yaitu KEBENARAN...

"sepanjang hemat kami, agama yang paling indah dan paling suci ialah kasih sayang. Dan untuk dapat hidup menurut perintah leluhur ini, haruskah seorang mutlak menjadi kristen? Orang Buddha, Brahma, Yahudi, Islam bahkan orang kafir pun dapat hidup dengan kasih sayang yang murni" ----> Isi surat Kartini kepada Ny.Abendannon; 14 Desember 1902

Beberapa kasus yang mengatas namakan agama di Indonesia sangat kerap terjadi, masyarakat bisa dengan mudahnya terprovokasi oleh unsur hasut agama...Saya bertanya dalam hati, jika benar mereka bertikai, saling menyakiti, saling membunuh bahkan, hanya atas nama agama, seperti apa sebenarnya cara mereka menjalankan aturan-aturan yang berlaku di agama mereka tersebut....Ada sebuah kalimat yang mengatakan "Kalau kamu mau lihat seberapa kuat nilai keagamaan seseorang, jangan kau lihat dari ibadahnya, puasanya, sedekahnya, tapi kamu cenderung bisa melihatnya dari hal yang paling kecil dan sederhana. Yaitu bagaimana caranya memperlakukan sesamanya"...Apa yang dimaksud disini adalah, seberapa besar kita bisa saling kasih, saling mengasihi, perduli, bebagi apa yang kita punyai..Toh, apa yang kita miliki saat ini adalah titipan dari sang Maha yang kita interprestasikan sebagai TUHAN, yang kita sebut dengan bermacam nama...Tapi jauh di lubuk hati kita sangat percaya bukan, bahwasanya apa yang kita panggil berbeda-beda itu adalah TUHAN yang sama...Yang membuat kita dan alam semesta ini bisa bekerja diluar akal pikiran dan kemampuan kita untuk menelaahnya...

Lalu ada beberapa surat lain yang menyuarakan perbedaan kaum pribuni dan ningrat, dimana semua harus sesuai aturan berlaku pada zaman tersebut...Strata manusia masih dikolom-kolomkan berdasarkan
kepentingan dan garis darah keturunan....Kartini bukan tentang identitas, tapi tentang kemarahan yang impresif, tentang hak bebas yang dikekang oleh feodalisme dan norma budaya, bukanlah karena Kartini seorang wanita keturunan jawa, tapi karena kekangan hidup membuat dia bertanya soal seperti apa sebenarnya yang disebut-sebut sebagai keadilan itu...Dimana kebebasan dalam hal menuntut ilmu sekalipun masih sangat dibatasi dan hanya bisa dinikmati oleh kaum selain perempuan...

"Kami disini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri kedalam tangannya : menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama" ----> Surat Kartini kepada Prof.Anton dan Nyonya 
04 oktober 1901

"kami sekali-kali tidak hendak menjadikan murid kami menjadi orang setengah Eropa atau orang jawa yang kebarat-baratan" ----> Surat Kartini kepada Nyonya Abendon , 10 juni 1902

Mungkin ada yang bertanya, mengapa memberi judul KARTINI 1879 vs KARTINI 2013 ??
Apa ada diantara kalian yang pernah benar-benar mengetahui sejarah kartini? Urutan nomor berapakan ia di barisan Pahlawan Nasional yang disahkan dalam kitab perundang-undangan? Seperti apakah gairahnya saat mengangkat pena melawan kolonialisme di zamannya...Bagaimana seorang perempuan yang terlahir pada tahun 1879 bisa menguasai 4 bahasa tanpa benar-benar mengenyam pendidikan? Kartini 1879 tidak pernah mengenal globalisasi meski ia adalah pencetus emansipasi, Ia tidak pernah mengenal kehidupan modernisasi meski ia adalah pencetus perjuangan sejati lewat lidah api yang tersingkronisasi dengan otak berlian dan keberaniannya yang begitu lincah memainkan goresan pena...Sedangkan Kartini 2013 lebih banyak dihiasi oleh wangi parfum, pakaian berkelas, perhiasan mahal dan mobil mewah....Serta sosialita yang bertele-tele hanya agar supaya bisa tertawa terpingkal-pingkal bila melihat perempuan yang tidak sepandai mereka dalam berpakaian, bertata cara dan bermewah-mewah, serta berdandan ke barat-baratan...Kartini 2013 jarang berusaha menjadi pintar, padahal kesempatan untuk menjadi pintar telah dikorbankan Kartini 1879 buat mereka...Berapa banyak perempuan Indonesia yang menghargai sejarah bangsa? Yang mengerti cerita Soekarno, Soe hok Gie, jatuhnya kurs rupiah terhadap dollar dan sebagainya....Mereka ingin emansipasi, namun tidak mengerti apa itu emansipasi...Kita berdiri sama tinggi dengan laki-laki, namun tidak mengangkanginya atas nama kebebasan....

"Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat erops itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dibalik masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut sebagai peradaban?" ----> Surat Kartini kepada Nyonya Abendanon, 27 Oktober 1902

"Pergilah, laksanakan cita-citamu. Bekerjalah untuk hari depan, Bekerjalah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas. Dibawah hukum yang tidak adil dan paham-paham palsu tentang mana yang baik dan mana yang jahat. Pergi! Pergilah! Berjuang dan menderitalah, tetapi bekerja untuk kepentingan yang abadi" ----> Kartini 1901

Satu lagi yang saya sorot yaitu perihal Poligami...Adakah yang tahu Kartini istri keberapa dari seorang Bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat?...Kartini adalah istri ke empat sang Bupati. Mengapa seorang wanita secerdas Kartini menerima saja pernikahan itu? Tidak lebih dan tidak bukan karena dia mengabdi kepada orang tuanya, Ironis dan fakta yang banyak berhamburan di masyarakat abad kini..Warisan darah ningrat yang harus dipertahankan membuat dia menerima keputusan tersebut....Mari kita tengok bersama bagaimana seorang Kartini menanggapi hal tersebut:

"Bagi saya ada dua macam Bangsawan, ialah pikiran dan budi. Tidaklah gila dan bodoh menurut saya melihat orang membanggakan asal keturunannya" ----> Kartini 1899

"Peduli apa aku dengan segala tata cara itu, kau tidak dapat membayangkan bagaimana rumitnya etiket di dunia keningratan jawa itu?' ----> Kartini 1899


"meskipun seribu orang mengatakan beristri empat itu bukan dosa dalam hukum islam, tetapi aku tetap mengatakan selamanya itu dosa"----> Kartini 1899

Ada yang mengatakan bahwasanya surat kartini yang menentang poligami bukanlah wahyu tuhan, namun kartini paham sekali apa dampaknya bagi wanita...Apakah KARTINI 2013 juga bisa merasakan hal tersebut...Dimana sebenarnya semua ini tentang feodalisme, perempuan mengalami perbudakan oleh budayanya sendiri...Mungkin akan pas kiranya bahwasanya Kartini yang hanya sempat hidup selama 25 tahun ini disebut sebagai contoh manusia yang hidup dalam sangkar emas....Meski banyak sekali pihak-pihak yang merasa adanya rekayasa dari surat-surat yang dituliskan oleh kartini, buat saya tetap saja Kartini 1879 adalah contoh nyata bagaimana seorang perempuan yang terlihat lemah sebenarnya mampu mengubah dunia...Sebut saja jika diluar Indonesia seperti Bunda Teresa....

Terakhir sedikit tulisan lagi sebelum saya menutup kalimat kalimat ini , tanpa bermaksut menyudutkan kaum saya sendiri, saya ingin membuka pikiran bahwasanya kita sebagai perempuan mampu mengubah dunia, dengan sekecil apapun kemampuan yang kita miliki....

Seperti kutipan surat Kartini yang akan terakhir saya tulis isinya sbb: 

"Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya"

Saya tidak pernah tahu apa yang tersirat, terlintas dan terealisasi dari hasil tulisan saya ini, bagi para pembaca blog saya, karena saya yakin beda pembaca berarti beda juga tanggapannya...Namun satu harapan besar saya, Kartini bukan simbol....Kartini adalah kita, perempuan yang memiliki kebebasan untuk menyuarakan segala sesuatu dengan cara kita masing-masing, tanpa mengurangi rasa hormat terhadap kaum laki-laki....Selamat Hari kartini buat seluruh perempuan hebat diluar sana...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar